Network
KABAR BANTEN - Sebanyak 82 tim madrasah yang terdiri dari Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan Madrasah Aliyah (MA) mengikuti Kompetisi Robotik Madrasah tingkat nasional.
Direktur Kurikulum Sarana Kelembagaan dan Kesiswaan Madrasah Kementerian Agama, M Isom Yusqi mengatakan, 82 Tim Madrasah tersebut terdiri dari 22 tim MI, kemudian 30 Tim MTs dan 30 Tim MA, dalam Kompetisi Robotik Madrasah tersebut siswa diminta membuat program untuk mengendalikan robot mobil.
“Pada Kompetisi Robotik Madrasah tersebut, level pengendalian dan tantangan yang harus dilewati oleh peserta disesuaikan dengan jenjang pendidikannya,” kata Isom di Indonesia Convention Exhibition (ICE) Bumi Serpong Damai (BSD) dikutip kabarbanten.pikiran-rakyat.com dari laman kemenag.go.id, Minggu 17 Oktober 2021.
Ia mengatakan, peserta pada jenjang Madrasah Ibtidaiyah diminta untuk melakukan pemrograman robot yang dapat bergerak secara optimis dan mandiri tanpa bantuan remote control, untuk menjalankan tugasnya yakni mengidentifikasi objek lainnya untuk memudahkan objek dan meletakannya di tempat yang telah ditentukan.
“Keberadaan robot tersebut sangat membantu pekerja rumah sakit yakni meminimalisir interaksi antara petugas rumah sakit dan pasien, maupun interaksi melalui peralatan di rumah sakit,” ujarnya.
Baca Juga: Arab Pegon, Digunakan Sejumlah Ulama Sejak Ratusan Tahun Lalu, Jadi Warisan Leluhur Nusantara
Ia menuturkan, kemudian untuk MTs peserta diminta untuk melakukan pemprograman robot berbasis image processing yang diperintahkan dalam menyelesaikan misi.
Robot harus mampu mendeteksi warna dan memindahkan barang dengan mengangkat objek meninju tempat dropping.
“Untuk siswa MTs kami meminta membuat robot untuk membantu petugas kesehatan, seperti mengklasifikasi barang atau peralatan rumah sakit berbasis warna,” tuturnya.
