Majelis Ta'lim Al-Qonitat Safira Gelar Lomba Permainan Tradisional, Yuk Bermain Tinggalkan Sejenak Gadgetmu

- 5 Februari 2023, 20:14 WIB
Lomba permainan tradisional yang digelar Majelis Talim Al Qonitat Safira Kota Serang Banten.
Lomba permainan tradisional yang digelar Majelis Talim Al Qonitat Safira Kota Serang Banten. /Kabar Banten/Dede Adi Faisal Suryadi

KABAR BANTEN - Berbicara tentang permainan tradisional, mungkin tidak banyak anak milenial yang mengetahuinya, bahkan ada yang belum pernah memainkannya. Mereka lebih mengenal dan gemar memperbincangkan video dan game modern.

Apalagi ketika libur sekolah, anak zaman now ini lebih banyak menghabiskan waktunya bersama gadget dengan game game modern dibanding bermain permainan tradisional.

Memang sangat disayangkan sekali, dengan kemajuan teknologi tersebut, yang salah satunya adalah menghadirkan game-game modern membuat permainan tradisional ini semakin tergeser dan tidak dikenal oleh anak-anak zaman now.

Padahal banyak sekali manfaat yang kita dapatkan dari permainan tradisional ini, tidak hanya sekedar permainan, namun juga sebagai sarana untuk melatih fisik, mental, emosi dan sosial anak.

Untuk mengembalikan kondisi tersebut, warga Komplek Safira yang tergabung dalam Divisi Tarbiyatul Banat Majelis Ta'lim Al-Qonitat Safira mensosialisasikan permainan tradisional kepada anak anak usia dini dengan
menggelar lomba permainan tradisional di Komplek Permata Safira Regency Serang, yang berlangsung pada Minggu 5 Februari 2023.

Lomba permainan tradisional ini merupakan kegiatan rutin yang digelar oleh majelis ta'lim Al-Qonitat komplek Permata Safira, dengan mengambil tema "Yuk Bermain Tinggalkan Sejenak Gadgetmu".

Menurut Sri Agung selaku panitia lomba tradisional, sebelumnya pada tahun 2022 kemarin kegiatan lomba permainan tradisional ini, juga pernah digelar oleh majelis ta'lim Al-Qonitat di komplek permata Safira, untuk anak anak usia dini.

"Sebenarnya kegiatan lomba tradisional ini juga pernah dilaksanakan di tahun 2022 kemarin, jadi kegiatan yang sekarang berlangsung ini merupakan kegiatan yang kedua kalinya," ucap Sri Agung menjelaskan.

Adapun yang menjadi tujuan diadakannya kegiatan lomba permainan tradisional ini, menurut Titik Setiawati selaku Ketua Panitia adalah untuk mengenalkan permainan tradisional kepada anak anak usia dini dan mengajaknya untuk melestarikan warisan budaya Indonesia.

Selain itu menurut Titik Setiawati, kegiatan ini juga bertujuan untuk menumbuhkan kecintaan terhadap tanah air Indonesia, serta memberikan alternatif kegiatan yang positif kepada anak anak sebagai salah satu upaya untuk mengalihkan perhatian mereka sejenak dari gadget.

Adapun Peserta dalam kegiatan ini adalah anak anak usia 8 sampai 12 tahun atau kelas 3 sampai kelas 6 SD yang merupakan warga Safira RW12 dan RW13.

Untuk jenis lomba yang diselenggarakan oleh Majelis Ta'lim Al-Qonitat pada tahun 2023 ini yaitu:

1. Lomba gobak sodor

Permainan gobak sodor ini sudah cukup familiar karena ada dalam pelajaran olahraga di sekolah. Permainan ini terdiri dari 2 kelompok dan setiap kelompok terdiri dari 8-10 anak.

Aturan dari permainan ini adalah buatlah garis kotak di lapangan dan tambahkan garis horizontal dan vertikal ditengahnya, tim yang berjaga membagi tugas untuk berjaga di setiap garis dengan posisi zig zag.

Hal ini sebagai strategi agar dapat menghalangi lawan untuk masuk dari satu kotak ke kotak lainnya.

Sedangkan tim yang bermain akan bekerja keras untuk masuk ke kotak sampai ke kotak berikutnya sampai lolos. Dan tim yang berhasil sampai keluar kotak atau garis finish maka akan mendapatkan poin. Tim yang memperoleh poin terbanyak akan menjadi pemenangnya.

2. Lomba Bakiak

Lomba bakiak ini dilakukan secara berkelompok juga, permainan ini membutuhkan kerjasama dan konsentrasi setiap anggota kelompok.

Aturan permainannya adalah setiap kelompok terdiri dari 3-5 orang berdiri dalam satu pasang bakiak, kemudian berjalan bersama sampai garis finish. Bagi yang sampai garis finish lebih dulu adalah pemenangnya.

3. Lomba Bentengan

Permainan bentengan dilakukan oleh 2 kelompok tertawan dan penawan. Setiap kelompok terdiri dari 4-12 orang. Setiap kelompok memiliki tempat atau markas seperti pohon atau tiang.

Dalam permainan ini setiap kelompok bekerjasama menjaga benteng atau markasnya masing masing.

Kelompok yang keluar dari markas dianggap yang menyerbu duluan. Apabila pemain dikejar dan tersentuh maka dia tertangkap dan akan menjadi tawanan.

Pemain yang menjadi tawanan boleh kembali ke markasnya apabila sudah diselamatkan oleh anggota kelompoknya dengan cara menyentuh tangan atau anggota tubuh lainnya.

Kelompok yang menang adalah yang bisa menyentuh markas atau benteng lawannya.

4. Lomba lompat tali

Permainan lompat tali ini bisa dimainkan oleh satu orang maupun kelompok.

Apabila bermain sendiri, kedua ujung tali dapat dipegang sendiri dan memutarkan talinya mengelilingi tubuhnya sambil melompat.

Sedangkan jika dimainkan secara berkelompok, kedua ujung karet dipegang oleh dua orang yang menjadi lawannya, kedua orang tersebut akan memutar karet searah jarum jam ataupun sebaliknya.

Tim yang bermain akan melompati tali karet secara bergantian. Pemain yang terkena karet saat melompat dianggap kalah dan harus berganti dengan tim lawannya.

5. Lomba estafet bola

Permainan estafet bola ini dimainkan oleh dua kelompok yang terdiri dari 2 orang atau lebih. Permainan ini menggunakan bambu yang dibelah dan bola kecil.

Setiap kelompok berbaris memegang bambu kemudian satu bola diluncurkan. Setiap kelompok harus menjaga bola agar tidak terjatuh dengan cara berpindah tempat bergantian hingga sampai garis finish.

6. Lomba permainan ular naga

Dalam permainan ular naga ini dimainkan oleh 2 kelompok yang terdiri dari 2-12 anak. Permainan ini tentunya membutuhkan kekompakan dari setiap timnya masing masing.

Permainan ini dilakukan dengan cara setiap anggota kelompok memegang pundak temannya atau timnya secara berurutan membentuk barisan panjang seperti ular, anak yang didepan adalah induk naga yang akan menjaga anak anak naga yang dibelakangnya.

Kemudian induk naga masing masing kelompok akan mengejar dan menangkap anak naga yang berada di paling belakang. Anak naga yang tertangkap lebih banyak akan dinyatakan kalah dalam bermain.

Menurut Hendra Ifan selaku Ketua RW12 Komplek Permata Safira Regency, kegiatan permainan tradisional ini sangat bermanfaat, bisa mengurangi anak anak dalam bermain gadget.

"Istilahnya anak anak kita ini jangan fokus ke Hp terus, intinya seperti itu, makanya dikenalkan permainan tradisional agar nanti kalau setelah dari sini mereka bisa mengaplikasikan di tempatnya masing masing," tutur Hendra Ifan.

Selain itu Hendra Ifan juga meyakini bahwa kegiatan permainan tradisional ini akan memberikan dampak yang lebih baik terhadap anak anak, terutama untuk melatih emosi dan sosial anak serta melatih kekompakan.

Sedangkan menurut Tia Rohmawati yang merupakan salah satu warga Safira yang mendampingi anaknya lomba, mengaku merasa senang dengan adanya kegiatan permainan tradisional ini, ia juga berharap kegiatan ini bisa terus dilaksanakan sehingga dapat menumbuhkan rasa cinta terhadap warisan budaya Indonesia, salah satunya permainan tradisional ini.***

 

Editor: Kasiridho


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x