Network
SERANG, (KB).- Akademisi Universitas Bina Bangsa (Uniba) Dewi Surani mengatakan, kebijakan kampus merdeka menjadi tantangan untuk dosen. Dalam kebijakan tersebut, salah satunya mahasiswa dapat belajar di luar program studi.
"Mahasiswa dapat belajar di luar prodi selama 3 semester tersebut untuk memberikan kesempatan kepada mahasiswa. Kampus merdeka menjadi tantangan untuk dosen karena itu akan mempengaruhi kurikulum seperti magang. Dalam kebijakan tersebut harus ada kolaborasi antara pemerintah, perguruan tinggi dan industri," kata Dewi saat ditemui di Kampus Uniba kepada Kabar Banten, Selasa (25/2/2020).
Dalam satu semester tersebut, menurut dia, mahasiswa dapat magang di industri atau tidak hanya mendapatkan teori saja. Akan tetapi, bisa berkompetisi dan bersaing. Selain itu, harus ada sosialisasi dalam kebijakan tersebut. Bukan hanya itu, butuh sosialisasi kepada mahasiswa serta perguruan tinggi sehingga dapat menyiapkan sumber daya manusia (SDM).
"Mahasiswa dapat menggali ilmu di luar kampus untuk menambah soft skill dan hard skill. Masalah yang dihadapi pemerintah saat ini, masalah pengangguran yang semakin kursial, karena sekarang bukannya lulusan, tapi pengangguran. Setiap perguruan tinggi meluluskan 1.000 lulusan, namun yang terserap dalam dunia kerja hanya 30 persen. Itu juga karena mereka sudah dibekali kompetensi lulusan," ujarnya.
Sebelum diimplementasikan, kata dia, harus ada sosialisasi dan tidak bisa langsung diterapkan. Jangan sampai, kata dia, perguruan tinggi dan mahasiswa belum paham. Sebenarnya, tujuan kampus merdeka itu baik diterapkan untuk menyesuaikan kebutuhan.
"Setiap kebijakan itu ada kelebihan dan kekurangan, karena itu harus mengubah sistem kampus yang sudah ada untuk diperbaharui untuk lebih baik. Kalau tidak ingin mengikuti perubahan, tentu akan tertinggal. Konsep kampus merdeka itu kalau kamu ingin meng-upgrade kemampuan, diberikan otoritas," katanya. (DE/SJ)*
