P3M STKIP Syekh Manshur Sosialisasikan Permainan Tradisional

- 16 Juli 2020, 04:45 WIB
permainan tradisional
permainan tradisional

Pusat Penelitian Pengabdian Masyarakat (P3M) bersama Program studi (prodi) Pendidikan Guru Olah Raga (Pendor) dan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Sekolah Tinggi Keguruan Ilmu Pendidikan (STKIP) Syekh Manshur, menyosialisasikan permainan tradisional kepada anak usia dini, di Kabupaten Pandeglang, Selasa (14/7/2020).

Kepala P3M STKIP Syekh Manshur Minhatul Ma’arif mengatakan, sosialisasi permainan tradisional kepada anak usia dini tersebut, melibatkan dosen dan mahasiswa dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Mahasiswa dapat menerapkan ilmu yang sudah diperoleh selama kuliah, kepada masyarakat salah satunya dengan permainan tradisional tersebut.

"Kami ingin mengenalkan kembali permainan tradisional yang sudah kalah dengan permainan modern. Sehingga dosen dan mahasiswa berinisiatif untuk menyosialisasikan kembali permainan tradisional. Sebelum mempraktikkan mahasiswa mengikuti perkuliahan secara dalam jaringan (daring), pada mata kuliah bermain untuk anak PAUD dan permainan tradisional untuk pendidikan olah raga," kata Minhatul kepada Kabar Banten.

Ia menuturkan, permainan tradisional sangat tepat dilakukan dalam menyambut kenormalan baru, sebagai alternatif bagi anak-anak usia dini dalam mengisi waktu luang. Selama ini hasil riset P3M ketergantungan anak terhadap gawai di masa pandemi sangat tinggi.

"Perkembangan zaman semakin modern, sehingga mengharuskan anak untuk melek teknologi. Namun mereka menggunakannya berlebihan dalam memanfaatkan teknologi dan melupakan kearifan lokal, salah satunya permainan tradisional," tuturnya.

Ia berharap, kolaborasi kedua Prodi tersebut dengan mata kuliah yang serupa, dapat membantu permasalahan pada anak usia dini di masa pandemi. Selama melakukan kegiatan sosialisasi tetap memperhatikan protokol kesehatan.

"Kegiatan pengabdian masyarakat dibantu oleh mahasiswa, dengan menyosialisasikan permainan tradisional di tempat tinggal masing-masing dengan menerapkan protokol kesehatan," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Prodi Pendor Idris Supradi mengatakan, permainan anak tradisional merupakan mata kuliah favorit pada pendidikan olah raga, mata kuliah tersebut mampu merevitalisasi permainan tradisional yang kini sudah mulai tergeser oleh gawai. Permainan tradisional dapat melatih saraf motorik anak, dan dikembangkan melalui berbagai kegiatan yang bersifat rangsangan apabila dilakukan secara rutin.

"Saya berharap mahasiswa dapat menyosialisasikan permainan tradisional di lingkungan tempat tinggal mereka. Bermain permainan tradisional beragam yakni lompat karet, bentengan, congklak, engkle yang mampu mengembangkan saraf motorik anak apabila dilakukan rutin," katanya.

Kepala Prodi PAUD Badri Munawar berharap kegiatan tersebut mampu mengalihkan kebiasaan bermain gawai pada anak usia dini, serta menjadi alternatif bagi orang tua di masa new normal. Agar tidak dengan mudah memberikan gawai pada anak-anak sebagai pengalihan dari sikap emosionalnya.

"Saya berharap anak-anak usia dini tidak memfokuskan dirinya dengan gawai, karena hal itu dapat membuat anak bermalas-malasan ketika waktunya belajar. Untuk itu harapan besar saya kepada orang tua, yakni mereka dapat memberikan pemahaman kepada anak. Agar tidak dibiasakan diberi gawai sebagai alat untuk mengalihkan perhatian anak ketika menangis, marah-marah, atau ketika orang tua sibuk," tuturnya. (Denis Asria/Yandri Adiyanda)*

Editor: Kabar Banten


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah