Anak paling banyak terpapar kekerasan di dalam rumah sehingga pastikan seluruh keluarga bekerja sama.
Guru bisa memberikan orang tua wadah untuk saling berbagi tips dan cara dalam meminimalisir paparan kekerasan pada anak. Guru di sekolah juga bisa menyediakan berbagai mainan terbuka.
Berikan berbagai ragam kegiatan bermain peran dan bermain kreatif.
Namun dalam hal ini perlu diperhatikan agar anak tidak terjebak pada permainan meniru (imitative play).
Rangsang anak untuk memiliki alurnya sendiri berdasarkan pengalamannya bukan meniru cerita yang sudah ada.
Sediakan waktu khusus untuk mengamati perilaku bermain anak dan bagaimana anak bermain.
Informasi yang didapat dari pengamatan akan membantu guru dan orang tua menangkap perasaan yang dirasakan oleh anak dan memilihkan kegiatan lain yang dapat menyalurkan perasaan anak.
Seperti bermain tukang-tukangan, membuat rumah dengan palu dan paku untuk melampiasan perasaannya.
Baca Juga: Cegah Kekerasan Seksual di Lingkungan Kampus, Ini yang Harus Dilakukan Civitas Akademika
Dorong anak untuk dapat mengekspresikan perasaannya terutama yang berhubungan dengan kekerasan dan kekuatan melalui kegiatan menggambar, melukis atau bercerita.