Peringati Hari Pers, Ketua DPRD Kabupaten Serang Berikan Tantangan

9 Februari 2021, 12:29 WIB
Coffee morning peringatan Hari Pers Nasional di halaman gedung DPRD Kabupaten Serang, Selasa 9 Februari 2021. /Dindin Hasanudin/

 

KABAR BANTEN - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah atau DPRD Kabupaten Serang Bahrul Ulum memberikan dua tantangan kepada insan pers dimasa mendatang.

Dua hal tersebut yakni perihal membedakan berita dan hoax serta keberadaan wartawan dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM).

Bahrul Ulum mengatakan, akhir-akhir ini kita tidak bisa membedakan mana berita mana hoax.

Baca Juga: Sempat Dikira Batang Pisang, Ternyata Mayat Mengambang di Bekas Galian Pasir di Kota Cilegon

Jangankan masyarakat lapisan bawah, kata Ulum, ia sendiri pun terkadang agak bias ketika membedakan antara hoax dan berita.

"Karena hoax sering dikirim berantai kalau kita tidak cari sendiri kebenaran informasi bisa saja hoax berantai menurut kita adalah berita benar, tapi ketika dicek itu hoax karena bukan Narsum valid dan berimbang sumbernya,"ujarnya dalam peringatan hari pers nasional tahun 2021 bersama Pokja Wartawan Kabupaten Serang di halaman gedung DPRD Kabupaten Serang, Selasa 9 Februari 2021.

Baca Juga: Pilkada Serentak 2024 Beda Sikap, Demokrat dan PKS Dapat Dukungan Mayoritas Pemilih

Menurut Ulum, hal tersebut menjadi tugas dan tangung jawab pers. "Ini jadi tugas dan tanggung jawab pers agar bisa menjawab dan menyuguhkan pada masyarakat bagaimana membedakan hoax dan berita agar masyarakat secara sederhana bisa melihat," tuturnya.

Baca Juga: Sinopsis Ikatan Cinta 9 Februari 2021, Andin dan Aldebaran Batal Cerai, Lantas Intrik Apalagi dari Elsa?

Peringatan hari pers tersebut dihadiri pula oleh Kabag Humas DPRD Haerofiatna, wartawan harian Kabupaten Serang dan unsur mahasiswa.

Kemudian ia pun memberikan autokritik terhadap media saat ini. Peran media selain sebagai jendela informasi dan alat mencerdaskan masyarakat serta jembatan aspirasi masyarakat, namun sadar atau tidak hari ini di lapisan bawah pemeruntah desa dan kecamatan ada sedikit traumatik.

Baca Juga: Peringatan Dini BMKG: Banten Waspada Banjir! Berpotensi Merata di Seluruh Daerah, Wilayah Ini Paling Parah

Oleh karena itu tugas media harus bisa membedakan antara wartawan dan LSM.

"Jujur sadar atau tidak banyak oknum yang mengaku media tapi dia melakukan tindakan tidak terpuji tidak sebagaimana seorang media dan wartawan, masyarakat tingkat bawah tidak bisa bedakan mana media dan LSM. Saya sering ungkapkan pada LSM agar jaga nama baiknya. Ini pekerjaan rumah teman teman media," tuturnya.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Selasa 9 Februari 2021, Capricorn Siap Dilamar, Cancer dan Leo Dalam Masalah Rumah Tangga

Kemudian ia juga berpesan agar wartawan selalu memegang kode etik jurnalistik yang memegang akselerasi perubahan. Sebab jika tidak memegang kode etik ia meyakini akselerator perubahan tidak akan berjalan ke arah yang lebih baik.

"Saya yakin dan percaya maju dan tidaknya pembangunan tergantung frame pemberitaan. Maju tidaknya pembangunan tergantung frame narasi dari wartawan," katanya.

Baca Juga: Senayan Turun Tangan, Abu Janda dan Natalius Pigai Berdamai

Sementara Ketua Pokja Wartawan Harian Kabupaten Serang Fikri Hilman mengatakan, kondisi media hari ini berbeda dengan 10-20 tahun lalu bahkan saat Indonesia baru pertama berdiri. Saat ini media menghadapi perubahan besar-besaran.

Sedangkan terkait membedakan hoax dan berita, menurut dia saat ini sudah banyak media masa yang membuat rubrik cek fakta. Dengan rubrik ini bisa dilihat bahwa berita yang beredar itu hoax atau fakta.

Baca Juga: 'Terhipnotis' Ikatan Cinta, Mbak Inul Daratista Dibuat Gregetan Sampai Mau Banting Remot

"Kemudian soal oknum media dan LSM, itu problematika kita wartawan tidak bisa selesai dengan kami Pokja, salah satu penjaringan dengan uji kompetensi wartawan. Persoalan ini bukan hanya di Kabupaten Serang tapi di nasional. Kita malu sebagai wartawan yang sehari-hari liputan bener tapi tercoreng dengan hal seperti itu," tuturnya.***

Editor: Yomanti

Tags

Terkini

Terpopuler