Mengenal Asal Usul Nama Cilegon, Diambil dari Kata Air dan Kubangan, Daerah Rawa Berkembang jadi Kota Baja

22 Februari 2021, 15:51 WIB
Aktivitas masyarakat di pelabuhan merak tempo dulu /NMVW Collectie/G.F.J

KABAR BANTEN – Cilegon merupakan salah satu daerah Industri di Provinsi Banten yang dikenal dengan kota Baja. Sebagai bagian dari Provinsi Banten yang terkenal sebagai pusat penyebaran agama Islam, Cilegon merupakan salah satu kota yang hingga kini masih menjaga budaya keislamannya.

Hal itu terbukti dari Al Khairiyah yang masih berdiri, dan merupakan peninggalan pahlawan nasional Brigjen KH Syam’un atas peristiwa bersejarah pada 1888, yang dikenal dengan Geger Cilegon.

Geger Cilegon merupakan pemberontakan yang dipimpin oleh K.H Wasyid, kakek dari K.H Syam’un, atas dasar ketidakpuasan masyarakat dan para ulama atas kebijakan yang diterapkan oleh pemerintahan kolonial Belanda selama periode Pax Neerlandica.

Baca Juga: Sekolah dan Perkantoran Sepi Berkepanjangan, Pedagang Dulu Kesulitan Modal Kini Susah Berjualan

Namun setelah kemerdekaan, sekitar 1962 didirikan pabrik baja Trikora, yang kemudian berganti nama menjadi pabrik baja PT Krakatau Steel Cilegon, melalui Peraturan Pemerintah Nomor 35 yang dikeluarkan pada 31 Agustus 1970.

Baca Juga: Krisis Air Bersih di NTT, Pangdam IX Udayana dan Shopee Indonesia Komitmen Berikan Solusi

Sebagaimana dilansir KabarBanten.com dari toponimi nama-nama tempat dalam buku Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Banten 2014 yang disusun oleh Juliadi dan Neli Wachyudin, asal usul nama Cilegon sendiri berasal dari kata ‘Ci atau Cai’ dan ‘Legon atau Melegon’.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Senin, 22 Februari 2021, Taurus, Aries, Leo Jangan Sia-siakan Kesempatan, Inilah Puncaknya!

Dalam bahasa Sunda, kata ‘Cai’ memiliki arti ‘Air’, sementara ‘Legon’ memiliki arti ‘Lengkungan’. Jadi nama Cilegon diambil dari kubangan air atau rawa-rawa, sesuai dengan kondisi wilayahnya yang memiliki banyak rawa atau kubangan air.

Baca Juga: Update 20 Negara Tertinggi Kasus Corona 22 Februari 2021

Bahkan, hingga sekarang banyak nama tempat di Cilegon yang menggunakan nama Kubang seperti Kubang Sepat, Kubang Lele, Kubang Welut, Kubang Welingi, Kubang Lampit, Kubang Lampung, Kubang Menyawak, Kubang Bale, Kubang Lesung, Kubang Lumbra, Kubang Kutu, Kubang Saron, Kubang Wates, Kubang Sari, dll.

Baca Juga: Dicari-cari Netizen Hingga Trending di Twitter, Anies Baswedan Beri Jawaban dengan Postingan Ini

Sementara, kata ‘Lagon’ sendiri, sepintas penyebutannya mirip dengan kata ‘Lagoon’ yang dalam bahasa Inggris memiiki arti danau kecil atau tasik yang dikelilingi oleh karang atau pasir yang menutup pesisir atau muara sungai.

Baca Juga: Bocoran Ikatan Cinta 22 Februari 2021, Hasil Tes DNA Reyna Keluar, Bagaimana Reaksi Aldebaran dan Andin?

Pada abad ke-16, Cilegon merupakan sebuah kampung kecil yang dikelilingi rawa atau kubangan yang berubah dan berkembang menjadi persawahan dan pemukiman.

Baca Juga: Rel KA Kedunggedeh-Lemah Abang Masih Terendam Banjir, PT KAI Batalkan Perjalanan Kereta Api Jarak Jauh

Pada masa pemerintah kolonial Belanda, Cilegon merupakan wilayah administrasi setingkat district atau kawedanaan. Pada masa awal Pemerintahan Republik Indonesia, Cilegon merupakan kecamatan yang masuk dalam wilayah administrasi Kabupaten Serang.

Baca Juga: Siang Bolong, Motor Wartawan Digondol Maling Bersenjata Api di Cikande Kabupaten Serang

Pada Tanggal 17 September 1986  melalui Peraturan Pemerintah No.40 Tahun 1986, Cilegon memisahkan diri dari Kabupaten Serang dan menjadi kota administratif yang terdiri dari 3 wilayah kecamatan yakni Pulo Merak, Ciwandan, Cilegon dan satu perwakilan kecamatan Cilegon di Cibeber.***

Editor: Yadi Jayasantika

Sumber: Dispar Provinsi Banten

Tags

Terkini

Terpopuler