Sejumlah Wilayah Kota Serang Diguyur Hujan Es, Begini Penjelasan BMKG

15 April 2021, 16:09 WIB
Warga menunjukan butiran es yang jatuh berbarengan dengan air hujan di Kota Serang. /Rifki Suharyadi/Kabar Banten

 

KABAR BANTEN - Sejumlah wilayah di Kota Serang, diantaranya Cipocok Jaya, Kelurahan Serang, dan Kelurahan Cipare mengalami hujan lebat disertai hujan es.

Meski demikian, hujan lebat dan hujan es dinilai fenomena yang wajar karena saat ini wilayah Banten sedang masuk musim peralihan dari musim penghujan ke musim kemarau.

Kepala Seksi Data dan Informasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika atau BMKG Klas 1 Serang Tarjono menjelaskan, terjadinya hujan es merupakan salah satu karakteristik cuaca di musim peralihan.

Baca Juga: Tingkatkan Ilmu Agama Islam, Puluhan Napi Lapas Pemuda Tangerang Ikut Pesantren Kilat Ramadan

"Itu ciri khasnya, jadi biasanya ekstrem cuacanya, seperti hujan lebat disertai petir dan angin kencang. Kemudian puting beliung, dan yang lebih ekstrem itu sampai mengalami hujan es," katanya.

Meski jarang terjadi, dia menuturkan, bila fenomena hujan es tersebut merupakan hal yang biasa terjadi.

"Fenomena yang biasa terjadi. Karena memang itu merupakan ciri khas karakteristik cuaca musim peralihan itu," ujarnya.

Baca Juga: Banyak Lahan Belum Bebas, PT WIKA Tetap Optimis Jalan Tol Serang-Panimbang Bisa Digunakan Saat Idul Fitri

Hampir semua wilayah di Indonesia, kata dia, berpotensi adanya cuaca ekstrem, dan hujan es.

"Yang penting kita harus paham kalau di situ tumbuh awan cumulonimbus, yang menyebabkan cuaca ekstrem," tuturnya.

Dikatakan Tarjono, kemungkinan terjadinya hujan es atau cuaca ekstrem itu diakibatkan adanya awan cumulonimbus.

Baca Juga: Razia Knalpot Bising di Kota Tangerang, Puluhan Kendaraan Diamankan

"Karena di Kota Serang beberapa hari ini sering mendapat laporan ada awan yang menjulang tinggi, kami menduga itu adalah cumulonimbus," ucapnya.

Seperti hujan yang terjadi saat ini, secara tiba-tiba dengan intensitas yang lebat dan disertai kilat atau petir dan angin kencang.

"Kalau hujan biasa itu intensitasnya tidak lebat dan cenderung lebih lama. Kalau dari cumulonimbus intensitasnya lebat dan durasinya tidak lama," katanya.

Baca Juga: Kenapa yang Berpuasa Disarankan Berbuka dengan yang Manis? Begini Penjelasan Dokter

Selain itu, tutur dia, fenomena cuaca ekstrem terjadi karena saat ini masih ada fenomena La Nina, meski pun tidak terlalu banyak seperti sebelumnya.

"Iya, jadi selain karena cumulonimbus, fenomena ini (hujan es) juga karena masih ada dampak dari La Nina, kemudian ditambah dengan cuaca peralihan musim dari penghujan ke musim kemarau," ucapnya. ***

Editor: Yomanti

Tags

Terkini

Terpopuler