KABAR BANTEN - Pada bulan Ramadan ini, Gepeng masih banyak dan menjadi salah satu permasalahan di Kota Serang.
Berdasarkan pantauan Kabar Banten biasanya Gepeng banyak sekali terlihat di titik-titik lampu merah di Kota Serang, termasuk di daerah pisang mas, ciceri, alun-alin kota Serang, dan di sudut-sudut Kota Serang juga tak jarang terlihat.
Gepeng yang ada di Kota Serang, bukan hanya dari kalangan orang tua, dewasa, bahkan anak-anak pun masih banyak terlihat di jalanan.
Menurut Wiwi Laras Wijayanti, S. Pd., M. Pd Kepala Bidang Rehabilitasi Sosial (Rehsos) Dinas Sosial (Dinsos) Kota Serang, pihaknya sering dan terus melakukan upaya-upaya dalam mengatasi Gelandang dan Pengemis (Gepeng) di Kota Serang.
Namun karena Gepeng ini adalah permasalahan sosial yang menyangkut kehidupan, dengan keterbatasan yang ada, Wiwi mengakui sulit untuk diselesaikan.
"Gepeng ini kan masuk dalam Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS), nah kita pemerintah daerah belum mencukupi semua warga," ungkapnya.
PMKS ini tidak hanya gelandang dan pengemis banyak juga tunatera tunarungu, disabilitas lainnya, lansia, kasus yang membuang bayi, anaknya, orang tuanya ditelantarkan, ini banyak permasalahan kehidupan yang perlu ditangani," katanya menjelaskan.
"Lalu untuk Gepeng sendiri ini kan banyak jenisnya, termasuk manusia silver ini kan gepeng versi gaul, ya kita kalau berikan bantuan berdasarkan prioritas sesuai dengan ketersediaan anggaran," ungkapnya.
Adapun penanganan terhadap Gepeng yang dilakukan Dinsos sendiri berupa koordinasi dengan para pihak terkait dan melakukan assesment.
Untuk proses penanganan sendiri, Wiwi menjelasakan diawali dari Satpol PP.
setelah dilakukam Razia dan penertiban oleh Satpol PP, selanjutnya ditangani oleh Dinsos dengan melakukan Assesment, sebagai alat ukur tindakan yang perlu dilakukan selanjutnya.
"Dinsos tidak serta merta menangkap Gepeng, karena kita penanganannya setelah ada penertiban dari Satpol PP makanya kami sering koordinasi," katanya.
Saat ada koordinasi dengan Satpol PP untuk bergerak, dari Dinsos memiliki Tim Reaksi cepat (TRC) untuk menangani persoalan-persoalan yang menyangkut Rehsos.
Saat sudah di data, seperti melakukan tanya jawab seperti menanyakan tempat tinggalnya dimana, punya keluarga atau tidak, dan sebagainya serta memastikan apakah warga dari Kota Serang maka akan dilakukan pembinaan mental.
Yang biasa dilakukan pihak Rehsos Kota Serang sendiri saat diketahui Gepeng berasal dari Kota Serang adalah memberikan pengarahan, nasihat, himbauan, dan sejenisnya dalam proses pembinaan mental.
Setelah diberikan pengarahan, Gepeng tersebut nantinya akan dikembalikan ke pihak keluarga jika masih mempunyai keluarga.
Jika sudah tidak mempunyai keluarga, maka Geoeng tersebut akan di rujuk ke lembaga atau yayasan terkait hasil rekomendasi dari Dinsos Provinsi.
Sementara jika setelah Asesment ternyata Gepeng bukan berasal dari Kota Serang, maka Dinsos Kota Serang sendiri berkoordinasi dengan Dinsos Provinsi untuk melakukan tindakan dan proses pemulangan ke tempat asal Gepeng tersebut.
Jika saat proses assesment Gepeng nya memiliki gangguan jiwa, sakit, maka Dinsos akan berkoordinasi dengan pihak Dinkes untuk diberikan tindakan.
Adapun untuk Gepeng yang saat bulan Ramadan sendiri, Wiwi menerangkan bahwa pihaknya menangani 3 Gepeng yang kebanyakan berasal dari lampung.
"Dari 3 gepeng tersebut, terdapat 2 Gepeng dari lampung, dan Gepeng tersebut sudah di pulangkan ke daerah asal oleh Dinsos Provinsi,"ungkapnya.
"Sementara satu gepeng lainnya baru saja dilaporkan keberadaanya pada Rabu, 21 April, dan belum dilakukan asesment," ujar Wiwi kepada KabarBanten. Com pada Rabu, 21 April 2021.***