Dihantam Puting Beliung, Dua Nelayan Tanjung Peni Kota Cilegon Tewas

14 September 2021, 16:36 WIB
Petugas gabungan saat mengevakuasi jasad nelayan Tanjung Peni Kota Cilegon, korban puting beliung, di Dermaga 1 Pelabuhan Merak Banten, Selasa 14 September 2021. /Kabar Banten/Sigit Angki Nugraha

KABAR BANTEN - Hudrani (58) dan Ismat Suhardi (41), dua nelayan Tanjung Peni, Kelurahan Warnasari, Kecamatan Citangkil, Kota Cilegon, ditemukan tewas mengambang di Perairan Tanjung Gerem, Kota Cilegon, Selasa 14 September 2021, pukul 08.25 WIB.

Hudrani dan Ismat Suhardi kehilangan nyawa setelah dihantam puting beliung, ketika tengah mencari ikan di sekitar perairan tersebut, Selasa 14 September 2021pukul 02.00 WIB.

Jasad Hudrani dan Ismat Suhardi yang memiliki hubungan paman dan keponakan ini, telah dievakuasi di RSUD Kota Cilegon, Kelurahan Panggung Rawi, Kecamatan Jombang, Kota Cilegon.

Baca Juga: Ramai! Sengketa Tanah Rocky Gerung, Dedi Mulyadi Buka Suara, Ingatkan Dampak Lingkungan yang Tidak Seimbang

Kardi, salah satu nelayan Tanjung Peni saat dihubungi melalui telepon genggam mengatakan, adanya badai puting beliung jadi bahan pembicaraan para nelayan.

Menurut Kardi, awalnya sekitar empat perahu jukung berangkat ke tengah laut pada Senin 13 September 2021 pukul 17.00 WIB.

Setelah mencari cumi untuk umpan memancing, para nelayan kemudian memancing ikan di Perairan Tanjung Gerem, Kota Cilegon.

Namun pada Selasa 14 September 2021 dini hari, cuaca di sekitar Perairan Tanjung Gerem, Kota Cilegon berubah buruk, rombongan nelayan tersebut dihantam badai.

"Saat dini hari, nelayan dihantam badai. Anginnya muter-muter seperti angin puyuh," kata Kardi, Selasa 14 September 2021.

Baca Juga: Potensi Tsunami 28 Meter di Pesisir Selatan Jawa, BMKG Ingatkan Pemda dan Masyarakat Siap Hadapi Hal Terburuk

Saat itu, tiga perahu nelayan kembali ke pangkalan Tanjung Peni, namun sayangnya perahu yang ditumpangi Hudrani dan Ismat Suhardi tidak terlihat kembali.

"Hanya tiga perahu yang kembali. Seharusnya perahu yang ditumpangi Pak Hudrani dan Ismat Suhardi ikut kembali. Kemungkinan sudah kehantam puting beliung itu," ujarnya.

Pada pagi harinya, Kardi meminta kepada sejumlah nelayan yang berangkat ke laut untuk mencari perahu yang ditumpangi Pak Hudrani dan Ismat Suhardi.
Sayangnya pada siang hari, dirinya mendapat kabar jika Hudrani dan Ismat Suhardi ditemukan mengambang tak bernyawa.

"Siang harinya, dapat info kalau dua orang ini sudah ditemukan mengambang. Kami sangat berduka cita," tuturnya.

Baca Juga: Prihatin! Ibu di Cilegon Ini Menderita Lumpuh Selama Enam Bulan

Diketahui, Hudrani dan Ismat Suhardi merupakan warga Lingkungan Pabuaran, Kelurahan Rawa Arum, Kecamatan Grogol.

Hudrani dan Ismat Suhardi selama ini tergabung dalam kelompok nelayan Tanjung Peni, ia menambatkan perahunya di Tanjung Peni.

Adanya penemuan dua mayat mengambang di Perairan Tanjung Gerem, Kota Cilegon, dibenarkan oleh Dirpolairud Polda Banten Kombes Pol Gieuseppe Riahard Gultom melalui Kasubdit Patroli Ditpolairuda Polda Banten AKBP Saidin.

Menurut Saidin, dua mayat ini ditemukan awak KMP Marina Nusantara pada pukul 08.25 WIB, temuan ini kemudian dilaporkan ke Ditpolairud Polda Banten.

"KMP Marina Nusantara saat itu sedang anchor. Awak kapalnya menemukan mayat terapung dekat kapal TB (tugboat-red) Tirtayasa V," ucapnya.

Baca Juga: Direksi PT KIP, Wakil Wali Kota Cilegon dan Nelayan 10 Pangkalan Berkumpul di Tanjung Peni, Ada Apa?

Mendapat laporan itu, pihaknya bersama Lanal Banten dan Basarnas Banten langsung ke TKP untuk evakuasi.

Jasad kemudian dievakuasi di Dermaga 1 Pelabuhan Merak Banten, untuk dibawa ke RSUD Kota Cilegon.

"Mayat dievakuasi menggunakan Kapal Patroli Polisi KPC XXIII - 2014, di Dermaga 1 Pelabuhan Merak Banten," katanya.***

Editor: Kasiridho

Tags

Terkini

Terpopuler