Banten Siaga Bencana, Potensi Gempa Bumi Magnitudo 8,7 dan Tsunami Mengancam, Pemda Respons Peringatan BMKG

15 Februari 2022, 23:09 WIB
Gubernur Banten Wahidin Halim saat memimpin rapat koordinasi mitigasi bencana terkait potensi gempa bumi dan tsunami di wilayah Banten, Senin 14 Februari 2022. /Dokumen Biro Adpim Setda Banten/

KABAR BANTEN – Pemerintah Daerah atau Pemda di Banten siaga bencana merespons peringatan BMKG terkait ancaman potensi gempa bumi magnitudo 8,7 dan tsunami di wilayah Banten.

Potensi gempa bumi magnitudo 8,7 dan tsunami di wilayah Banten tersebut disampaikan BMKG melalui Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika, Dwikorita Karnawati beberapa waktu lalu.

Berkaitan dengan peringatan BMKG terkait potensi gempa bumi magnitudo 8,7 dan tsunami tersebut, sejumlah pimpinan daerah di Banten melakukan rapat koordinasi mitigasi bencana yang dipimpin Gubernur Banten, Wahidin Halim, Senin 14 Februari 2022 secara virtual.

Hadir dalam kesempatan tersebut, Bupati Pandeglang, Wali Kota Cilegon, Forkopimda Provinsi Banten, perwakilan Kabupaten Serang, Kota Serang, seluruh Kepala BPBD Provinsi dan BPBD Kabupaten/Kota serta undangan lainnya termasuk Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati.

Baca Juga: Telah Terjadi Ribuan Bencana, Gempabumi hingga Cuaca Ekstrem dan Gelombang Pasang, Data BNPB Selama Tahun 2021

Dalam rapat koordinasi tersebut, Gubernur Banten Wahidin Halim menyampaikan terkait keberadaan zona megathrust selatan jawa di sebelah selatan Proviinsi Banten dan aktivitas Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda, kewaspadaan dan kesiapsiagaan sangat penting.

“Kewaspadaan dan kesiapsiagaan sangat penting sebagai bentuk mitigasi bencana gempa bumi dan tsunami, termasuk pengecekan dan pembangunan infrastruktur pengungsian,” ujar Wahidin Halim seperti yang dikutip Kabar Banten dari akun Instagram @pemprov.banten, Selasa 15 Februari 2022.

Wahidin Halim mengatakan, gempa bumi dan tsunami dapat terjadi kapan saja.

"Untuk itu kewaspadaan dan sosialisasi bersama perlu ditingkatkan sebagai bentuk mitigasi bencana," ungkapnya.

Baca Juga: Sebaran Zat Kimia Selain Gempa dan Tsunami, Ini Potensi Bahaya di Kota Cilegon, Kawasan Industri di Banten

Di Provinsi Banten dari Kabupaten Lebak hingga Kota Cilegon, kata dia, kini sudah banyak berdiri industri petrokimia yang semakin meningkatkan risiko.

“Masyarakat juga perlu mendapatkan peringatan untuk meningkatkan kewaspadaan. Kabupaten Lebak, Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Serang, Kota Cilegon, dan Kota Serang harus sungguh-sungguh memperhatikan masyarakat atas hal ini,” ujar Wahidin Halim.

Selain itu, bagaimana kebijakan Provinsi, Kabupaten dan Kota terhadap penerapan aturan konstruksi tahan gempa, sistem peringatan dini, serta respon sejak dini terhadap kemungkinan yang terjadi harus betul-betul disikapi.

“Pembangunan infrastruktur pengungsian perlu dipercepat seperti pembangunan shelter, jalur evakuasi, rambu-rambu, serta gudang logistik. Pemprov Banten siap kembali membangun infrastruktur pengungsian dengan dukungan penyediaan lahan dari Kabupaten/Kota,” ujar Gubernur Banten.

“Pemprov Banten menyiapkan bantuan sosial, penyiapan dana, pembangunan rumah tahan gempa, hingga menyiapkan regulasi,” lanjut Wahidin Halim.

Baca Juga: Banten dalam Bayang-bayang Gempa Bumi dan Tsunami, Ini Pesan Gubernur Banten untuk Warga dan Kabupaten Kota

Sementara itu, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengapresiasi atas kewaspadaan yang sudah terbangun dan diikuti langkah-langkah di Provinsi Banten.

Hanya saja, kata dia, ancamannya meningkat sehingga perlu ditingkatkan langkah-langkahnya.

“Diperlukan koordinasi untuk kolaborasi aksi nyata di lapangan, mencegah kerugian sosial ekonomi dan jiwa apabila terjadi gempa bumi dan tsunami,” ujarnya.

“Kemudian, menguatkan kapasitas dan kapabilitas Pemerintah Daerah, pihak terkait, dan masyarakat untuk kesiapan mencegah kerugian,” lanjut Dwikorita Karnawati.

Baca Juga: Awan Arcus Kirim Isyarat, Pertanda Akan Terjadi Ini, BMKG: Bukan Gempa dan Tsunami Apalagi Mistis

Sebelumnya, BMKG mewanti-wanti Pemprov Banten terkait ancaman potensi gempa bumi magnitudo 8,7 dan tsunami.

Salah satu wilayah yang memiliki tingkat kerentanan tinggi terhadap bencana gempa bumi dan tsunami adalah Kota Cilegon.

"Letak Kota Cilegon yang berada di ujung barat pulau Jawa, di tepi Selat Sunda selain strategis juga menyimpan potensi bahaya yang cukup besar jika sewaktu-waktu terjadi gempa bumi dan tsunami," ungkap Dwikorita Karnawati.

Dwikorita menerangkan, sekurang-kurangnya terdapat 4 sumber potensi gempa bumi dan tsunami di area tersebut yaitu Zona Megathrust berstatus rawan gempa bumi dan tsunami, Zona Sesar Mentawai, Semangko, dan Ujung Kulon berstatus rawan gempa bumi dan tsunami.

Kemudian, Zona Graben Selat Sunda berstatus rawan longsor dasar laut, dan Gunung Anak Krakatau yang mana jika terjadi erupsi juga dapat memicu tsunami.

Berdasarkan pemodelan yang dilakukan BMKG, lanjut Dwikorita, jika gempa terjadi di Zona Megathrust Selat Sunda, maka terdapat potensi kekuatan gempa bumi hingga mencapai magnitudo 8,7 yang dapat memicu tsunami.***

Editor: Kasiridho

Sumber: Instagram @pemprov.banten

Tags

Terkini

Terpopuler