Kota Tangerang Alami Kemacetan Parah, Pengendara Minta Sistem Satu Arah di Jalan Daan Mogot Dikaji Ulang

21 Februari 2022, 19:14 WIB
Penerapan sistem satu arah atau one way di Jalan Daan Mogot dan Jalan Bouraq, Batuceper, Kota Tangerang, yang mulai diberlakukan Minggu 20 Februari 2022, menimbulkan kemacetan, Senin 21 Februari 2022. /Kabar Banten/Dewi Agustini

KABAR BANTEN - Pemberlakuan sistem satu arah atau one way di Jalan Daan Mogot dan Jalan Bouraq, Batuceper, Kota Tangerang, mulai diterapkan pada Minggu 20 Februari 2022 dilanda kemacetan parah hingga 3 Km. 

Tak pelak, kemacetan yang mengular di Kota Tangerang tersebut sudah membuat gaduh jagad media sosial Senin 21 Februari 2022 pagi.

Ribuan keluhan dari pengguna jalan lantaran tidak mengetahui rekayasa lalu lintas yang dilakukan Dinas Perhubungan Kota Tangerang. 

Dampaknya, tumpukan kendaraan tak terhindarkan lagi sampai mengakibatkan kemacetan yang mengular. 

Pengendara pun meminta Pemerintah Kota Tangerang mengkaji ulang aturan tersebut.

"Kondisinya saat saya berangkat kerja di Jalan Bouraq macet parah," ujar Rochman Tri Juniar, pekerja yang melintas pada Senin  21 Februari 2022.

Baca Juga: Polresta Bandara Soetta Tangerang Musnahkan 14 Kg Sabu dan Puluhan Pil Happy Five

Dalam penerapan tersebut, pengendara dari Kota Tangerang menuju Jakarta hanya bisa melintasi satu arah melalui Jalan Bouraq. Adapun kondisi lalu lintas pagi ini di Jalan Bouraq padat merayap.

Menurut Rochman, tingginya volume kendaraan serta sempitnya ruas jalan menjadi pemicu kemacetan sistem satu arah tersebut.

"Karena tidak sesuai dengan kapasitas jalan dan banyaknya kendaraan yang melintas," katanya.

Rochman asal Karawaci yang bekerja di salah satu pabrik di Batuceper ini mengaku, terlambat bekerja lantaran sempat terjebak macet di Jalan Bouraq.

Ia pun meminta pemerintah daerah melalui Dinas Perhubungan setempat untuk mengkaji ulang pemberlakuan sistem satu arah ini.

"Saya jadi telat masuk kerja. Saya menyarankan agar kebijakan ini dikaji ulang," jelasnya.

Baca Juga: Vaksinasi di Kota Tangerang, Kapolda Metro Jaya Sampaikan ke Presiden, Dosis 1 dan 2 Diatas 100 Persen

Rekayasa lalu lintas Jalan Daan Mogot Kota Tangerang berimbas pada kemacetan  diakui oleh Kepala Dinas Perhubungan Kota Tangerang Wahyudi Iskandar.

Namun, kemacetan itu diklaim tidak serta merta akibat rekayasa lalu lintas semata, melainkan juga  jalan berlubang yang membuat kendaraan harus memelankan laju kendaraan hingga menyebabkan arus tersendat.

"Salah satu penyebab (kemacetan) adalah jalan berlubang yang saat ini sudah diatasi,” ujar  Wahyudi kepada wartawan usai melakukan pemantauan Jalan Daan Mogot, kemarin. 

Ia menyatakan, pihaknya melakukan evaluasi terhadap dampak kebijakan rekayasa lalu lintas, termasuk terjadinya peningkatan volume kendaraan khususnya di hari kerja.

“Ini (pengalihan lalin) sebetulnya kan untuk mengurangi beban di Jalan Daan Mogot beralih ke Bouroq dan Lio Baru dan tidak  boleh sedikit pun boleh ada hambatan samping,” jelasnya.

Baca Juga: Tekan Laju Pertumbuhan Penduduk, Kota Tangerang Gelar Safari KB dan Gebyar IVA Tes Selama Bulan Februari 2022

Untuk meminimalisir kemacetan, pihaknya pun sebetulnya sudah memberi petunjuk rambu yang lengkap.

Selain itu, proses rekayasa lalu lintas masih  butuh sosialisasi karena akses jalan tergolong baru. Namun hal itu ucapnya pasti tidak akan lepas dari kendala. Karena itu terus dilakukan evaluasi.

“Kita tentu evaluasi secara bertahap dari hari ke  hari model perjalanan apa yang sekiranya tidak menimbulkan antrean di jalan,” paparnya. 

Disinggung soal adanya keberatan dari pengguna jalan, Wahyudi menyatakan, pada prinsipnya, saran dan masukan masyarakat tetap diterima. Oleh karenanya, simulasi ini dilaksanakan selama sebulan.

“Kita lakukan simulasi sebulan, kenapa? Tentunya kita ingin melihat kondisi apakah persoalannya bisa selesai atau tidak. Artinya jangan sampai penyelesaian di Jalan Daan Mogot justru menimbulkan kemacetan di akses pengalihannya seperti di Jalan Lio Baru dan Bouroq,” imbuhnya. 

Wahyudi juga memastikan bahwa permanen atau tidaknya pengalihan lalu lintas akan ditetapkan setelah ditemukan trik perjalanan yang tepat dan sesuai beban kendaraan dan pendukung lainnya.

“Hal yang mendasari rekayasa ini sebetulnya adalah adanya beban volume kendaraan yang cukup besar di Jalan Daan Mogot, sehingga kita coba urai,” pungkasnya.***

 

Editor: Kasiridho

Tags

Terkini

Terpopuler