Berniat Melerai Perang Sarung, Seorang Remaja di Kabupaten Pandeglang Tewas

18 April 2022, 11:39 WIB
Erwin salah seorang remaja yang menjadi korban keberutalan kelompok perang sarung di Pandeglang, saat mendapatkan penanganan medis. /Kabar Banten/Aldo Marantika

KABAR BANTEN - Berniat untuk melerai adanya perilaku perang sarung yang masuk kedalam masjid, Erwin (17) warga Kampung Kadu Cina, Desa Gunungsari, Kecamatan Mandalwangi, Kabupaten Pandeglang, malah menjadi korban pembantaian oleh oknum warga yang sedang melakukan perang sarung, pada Jumat 15 April 2022, saat menjelang sahur.

Menurut informasi yang diterima Kabar Banten, akibat pristiwa tersebut, selah seorang pemuda bernama Erwin yang masih duduk dibangku sekolah itu mengalami luka berat dibagian kepala hingga mendapatkan perawatan di Rumah Sakit Sari Asih Serang, bahkan sempat harus dilakukan operasi di Jakarta.

Namun karena tak memilki biaya, Erwin dibawa kembali ke rumahnya. Dan pada Minggu 17 April 2022, sekitar pulul 17.42 WIB, Erwin dikabarkan telah menghembuskan nafas terakhir dikediamannya.

Baca Juga: Terkena Sabetan Sajam di Kepala, Satu Pelajar MTs di Kabupaten Tangerang Tewas Mengenaskan

Bibi korban, Nurlaelis Syailendra (45) menjelaskan, awal mula terjadinya pristiwa tersebut. Dikatakan, Nurlaelis saat itu ada 2 kelompok warga yang berasal dari Kampung Kadu Cina dan Balai Gede melakukan perang sarung dan lari ke Mesjid, saat itu Erwin yang sedang berada di dalam Mesjid bermaksud untuk melerai. Namun, Erwin malah menjadi sasaran kelompok yang tengang melakukan perang sarung.

"Di Kampung aku ada kejadian main samping-sampingan (perang sarung), nah sarungnya itu diisi batu. Karena anak-anak Kadu Cina terdesak lari ke Masjid, di Majsid dilerai oleh Erwin, eh, malah Erwin yang dipukuli menggunakan sarung yang berisi batu hingga jatuh pinsan," kata Nurlaelis kepada awak media, Senin 18 April 2022.

Dikatakan Nurlaelis, akibat peristiwa tersebut Erwin mengalami luka-luka serius dibagian kepala dan akhirnya pihak keluarga membawa Erwin ke RSUD Berkah Pandelang. Di RSUD Berkah didiagnosa mengalami pendarahan otak.

"Terus kemarin (Sabtu) dilarikan ke RSUD Berkah Pandeglang, telah didiagnosis mengalami pendarahan otak. Akhirnya harus dirujuk ke RS Sari Asih Serang serta harus dirujuk lagi ke Tangerang karena harus dioperasi,"ungkapnya.

Akibat tak memiliki biaya untuk melakukan operasi di RS Tangerang, pihak keluarga kemudian membawa Erwin pulang ke rumahnya.

Namun pas sampai di rumah, pria yang diketahui siswa kelas III SMA 8 Pandeglang ini telah menghembuskan nafas terakhirnya jelang buka puasa.

"Karena terkendala biaya (harus mengeluarkan uang Rp 50 juta), akhirnya pada hari Minggu dibawa pulang, dan saat jelang magrib meninggal dunia. Erwin ini juga anak yatim, maka dari itu saya minta aparat kepolisian segera menindak tegas para pelakunya,"ujarnya.

Lebih lanjut Nurlaelis menyampaikan, bahwa dirinya meminta pihak aparat kepolisian untuk segera melakukan pencegahan dan melakukan tindakan tegas terhadap para pelaku, supaya kejadian itu tidak terjadi kembali serta menimbulkan korban kembali.

"Ini kan bahaya, tindakan kriminal anak-anak. Biar ada efek jera juga dan orang tuanya supaya mengawasi kegiatan anak-anak. Inikan bahaya, maka dari itu harus ada upaya tindakan tegas dari pihak kepolisian," harapannya.

Baca Juga: Terlanjur Melanggar Sumpah Atas Nama Allah? Begini Cara Menebusnya Kata Ustadz Abdul Somad dan Buya Yahya

Menurut Nurlaelis, dalam waktu dekat, pihak keluarga berencana akan melaporkan kejadian tersebut kepada Aparat Penegak Hukum (APH).

"Hasil visumnya sudah ada, pihak keluarga mau laporan,"tandasnya.

Hingga berita ini dipublis, Kabar Banten masih menunggu keterangan resmi dari pihak Kepolisian setempat.***

Editor: Yandri Adiyanda

Tags

Terkini

Terpopuler