Wow! di Pedalaman Banten Ini Para Penghuni Seluruhnya Kaya Raya, Bikin Irfan Hakim Kaget Sampai Garuk Kepala

2 Januari 2023, 14:05 WIB
Ilustrasi Irfan Hakim sampai garuk-garuk kepala mengetahui kondisi ekonomi masyarakat pedalaman Banten ini /Sigit Angki Nugraha/Kabar Banten

KABAR BANTEN – Irfan Hakim, salah satu artis ibukota, terkaget-kaget mendengar kondisi masyarakat di Pedalaman Banten ini.

Baginya, gambaran masyarakat pedalaman Banten itu bak negeri dongeng, lantaran para penghuni seluruhnya kaya raya.

Masyarakat di tempat itu pun hidup rukun dan damai, juga tidak pernah ada persoalan sosial ataupun perselisihan antar warga.

Baca Juga: Tips Tidur Nyenyak, Plus Bonus Turun Berat Badan 

Gambaran tentang pedalaman Banten dengan kondisi para penghuni seluruhnya kaya raya ini diunggah Irfan Hakim dalam salah satu kontennya di YouTube deHakims Story.

Konten Irfan Hakim yang satu ini menceritakan tentang bagaimana situasi dan kondisi terkini tentang perkampungan Suku Baduy, suku di pedalaman Banten.

Dimana saat itu, narasumber Irfan Hakim yang menceritakan tentang bagaimana kehidupan Suku Baduy adalah Jaro Pulung, kepala adat Kampung Ciranji, Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Lebak, Banten.

Baca Juga: 10 Pertanyaan Asah Otak Tentang Pengetahuan Islam Mengenai Puasa 

Menurut Jaro Pulung, selain di kampungnya, kampung-kampung lain di Baduy pun para penghuni seluruhnya kaya raya.

Dimana rata-rata setiap warga Baduy memiliki minimal 25 leuit, dalam bahasa Indonesia artinya lumbung padi.

“Kekayaan kami itu rata, semuanya punya leuit, minimal 25 leuit. Kami juga punya banyak kebun,” katanya.

Baca Juga: 10 Buah Asli Indonesia yang Sudah Mulai Terlupakan, Apakah Ada yang Pernah Makan? Diantaranya Ada di Banten 

Pernyataan Jaro Pulung terkait hal tersebut, muncul ketika Irfan Hakim menanyakan tentang kondisi masyarakat Suku Baduy.

Irfan Hakim bertanya apakah di perkampungan Baduy sering terjadi perselisihan antar warga.

“Kenapa harus berselisih, toh warga Baduy itu rata-rata kaya raya, tidak ada ketimpangan,” ujarnya.

Irfan Hakim saat bercakap-cakap dengan Jaro Pulung/Tangkapan Layar/YouTube deHakims Story
 

Kekayaan tersebut, menurut Jaro Pulung, atas hasil kerja keras masyarakat Baduy, dimana mereka terbiasa berladang mulai pukul 4.00 WIB dini hari hingga pukul 17.00 WIB petang.

Ketika pergi ke ladang, warga membawa seluruh penghuninya, bahkan hingga bayi berusia dua minggu.

“Kalau berladang, semuanya dibawa, bayi umur dua minggu aja di bawa, biar sehat dan kuat. Di kami umur 5 tahun sudah bawa-bawa golok,” ujarnya.

Baca Juga: Keunikan dan Keindahan Tempat Wisata Wae Rebo Desa Kuno di Atas Awan Nusa Tenggara Timur 

Tidak hanya itu, larangan Suku Baduy untuk tidak menggunakan barang-barang modern, juga menjadi faktor lain tingginya kekayaan warga Baduy.

Tidak hanya dilarang membeli mobil, motor, handphone, dan lain sebagainya, menggunakan paku untuk membangun rumah pun dilarang.

“Bangun rumah saja tidak pakai paku, tapi diikat. Walau hanya diikat tapi kuat, itulah adat kami,” tutur Jaro Pulung.

Baca Juga: 10 Cara Menjaga Cinta Pria Agar Tidak Memudar, Wanita Wajib Baca 

Ketika ada warga sakit, masyarakat tidak mencari dokter dan membeli obat-obatan dari apotek.

Mereka memiliki dukun yang siap memberikan ramuan-ramuan tradisional, juga metode penyembuhan secara mistis.

“Ngapain ke dokter, di kami ada dukun. Ramuan-ramuannya banyak, dukun juga punya mantra ampuh untuk menyembuhkan segala penyakit,” ucapnya.

Baca Juga: Kantor DinkopUKMPerindag Kota Serang Banten Kebakaran, Ruangan Kadis dan Berkas Ikut Terbakar  

Beratus-ratus tahun berpenghasilan tapi hidup sederhana dan tak pernah berbelanja, itulah gambaran singkat bagaimana masyarakat Baduy bisa kaya raya.

Mendengar hal tersebut Irfan Hakim terbelalak, sambil garuk-garuk kepala ia terkagum-kagum dengan kondisi perekonomian Suku Baduy.

“Wow, satu orang punya 25 leuit, satu leuit punya ratusan ikat padi huma. Luar biasa memang orang baduy,” katanya.***

Editor: Sigit Angki Nugraha

Sumber: YouTube deHakims Story

Tags

Terkini

Terpopuler