Keraton Surosowan Banten, Berikut Fungsi dan Sejarah Berdirinya Hingga Terjadinya Kehancuran

3 Januari 2023, 21:01 WIB
Keraton Surosowan Banten. /Tangkapan layar/Youtube Eru Wahyudi

KABAR BANTEN - Keraton Surosowan merupakan pusat pemerintahan Kesultanan Banten yang dibangun pada masa pemerintahan Maulana Hasanuddin Banten pada tahun 1552 sampai dengan 1570.

Keraton Surosowan Banten merupakan peninggalan Kerajaan Banten yang terletak di Desa Banten, Kecamatan Kasemen Kota Serang.

Dikutip Kabar Banten dari kanal Youtube Eru Wahyudi bahwa
Keraton Surosowan Banten merupakan pembangunan Kota Banten sebagai negara Kota, sekaligus Kota Bandar dilakukan sejak Maulana Hasanuddin, Maulana Yusuf dan mencapai puncaknya pada masa Sultan Ageng Tirtayasa.

Kebesaran kesultanan Banten pada masa itu ditunjang oleh beberapa faktor seperti letak geografis yang strategis, kondisi lingkungan yang menguntungkan, struktur masyarakat dan pemerintahan yang kuat.

Banten lama sebagai pusat kesultanan dan kota Bandar yang dilengkapi dengan berbagai sarana, diberitakan jelas oleh Belanda ketika mengirimkan ekspedisi pertamanya menuju Banten, di bawah kepemimpinan Cornelis de Houtman.

Cornelis de Houtman menggambarkan keberadaan Kota dengan keraton, mesjid, alun alun, pasar, pelabuhan, jalan, perdagangan di pasar Karangantu, perkampungan penduduk dari berbagai tempat di Indonesia, struktur masyarakat dan Pemerintahan Banten pada akhir abad ke-16.

Pada masa itu terdapat kelompok masyarakat yang berasal dari Melayu, Turki, Belanda, China, Arab, Persia, Portugis dan lainnya.

Selain itu ada juga pedagang dari Nusantara seperti dari Ambon, Maluku, Makasar, Sumbawa, Sumatra Kalimantan dan lainnya.

Letak keraton Surosowan, Alun-alun, mesjid, pasar dan jaringan jalan menujukkan pola morfologi kota yang hampir sama dengan kota-kota islam lain di Jawa, seperti Cirebon dan Demak.

Keraton Surosowan diperkirakan berdiri pada abad ke17, Keraton Surosowan ini bukanlah tempat tinggal Sultan yang pertama didirikan di Banten.

Tempat tinggal Sultan Banten yang pertama diduga didirikan di dekat Karangantu, Keraton Surosowan dibangun antara tahun 1552 sampai dengan 1570 dalam beberapa tahap, dan sedikitnya melalui empat fase.

Dari keterangan sumber sejarah disebutkan bahwa dinding Surosowan tingginya sekitar 2 meter dan lebarnya 5 meter, panjang pada sisi timur dan barat adalah sekitar 300 meter.

Sedangkan pada bagian utara dan selatan adalah 100 meter, adapun luas keseluruhan yang dibentengi adalah sekitar 3 hektar, pada setiap sudut benteng terdapat Bastion yang berbentuk intan, dan ditengah dinding utara dan selatan berbentuk setengah lingkaran.

Benteng Surosowan memiliki tiga pintu gerbang, yaitu pintu utara, pintu timur dan pintu selatan. Gerbang timur dan utara dibuat dalam bentuk lengkung dimaksudkan untuk mencegah mencegah tembakan langsung jika pintu gerbang dibuka.

Kedua gerbang dibuat dengan atap setengah silinder, diluar benteng juga dibuatkan kanal yang menyatu dengan sungai Cibanten, sehingga mengelilingi Keraton Surosowan.

Berdasarkan penelitian arkeologis diduga terdapat beberapa tahap pada pembangunan Keraton Surosowan.

Pada fase pembangunan awal, dinding yang mengelilingi istana, lebarnya antara 100 meter sampai 125 meter, dinding tersebut dibuat tanpa bastion dan dibangun dari susunan bata berukuran besar yang dicangkok dengan adonan tanah liat atau lempung.

Pada fase pembangunan pertama terjadi pada masa pemerintahan Maulana Hasanuddin, pada masa pembangunan fase kedua didirikan dinding bagian dalam dan bastion.

Dinding bagian dalam berfungsi sebagai penahan api atau kebakaran, jadi antara fase pertama dan kedua telah terjadi perubahan fungsi dinding yaitu dari yang berfungsi sebagai tembok keliling, kemudian menjadi ditembok pertahanan dengan unsur Eropa.

Pembangunan fase ketiga adalah tahap pendirian kamar kamar disepanjang dinding utara, dan penambahan lantai untuk mencapai dinding penahan tembakan.

Pada pembangunan fase keempat dilakukan perubahan pada gerbang utara dan juga pada gerbang timur, pada lapisan luar dinding keraton susunan bata dilapis secara merata dengan menggunakan batu karang.

Pada fase pembangunan yang terakhir terjadi penambahan banyak kamar dibagian dalam dan penyempurnaan isian dinding.

Dari sumber buku mihrob tahun 1993 keraton Surosowan mengalami beberapa kali penghancuran. Kehancuran yang pertama terjadi pada tahun 1680.

Adapun kehancuran yang kedua adalah merupakan kehancuran yang terparah yang terjadi pada tahun 1813 ketika Gubernur Jenderal Belanda memerintahkan penghancuran keraton Surosowan.

Setelah peristiwa penghancuran tersebut akhirnya Keraton Surosowan ditinggalkan oleh para penghuninya.

Kini Keraton Surosowan dengan perbentengannya hanya menyisakan reruntuhannya saja, yang masih nampak hanya tembok benteng yang mengelilingi sisa sisa bangunan.

Keraton dan unsur bentengnya adalah satu kesatuan yang tak terpisahkan karena konsep pembangunan benteng diperuntukkan bagi pertahanan Keraton Surosowan.

Sisa sisa Keraton Surosowan inilah yang dapat memberikan gambaran dari satu bagian kehidupan masyarakat Banten saat itu.

Keraton sebagai simbol yang merupakan kumpulan bangunan tempat tinggal Raja dan keluarganya. Keraton pada umumnya juga dijadikan pusat kerajaan dan merupakan pusat dari segala kegiatan politik, ekonomi, sosial dan budaya.

Para petinggi kerajaan, bangsawan, dan keluarga raja, biasanya tinggal di sekitar istana, selain itu sesuai pandangan kosmologis dan religiu malgis yang bersumber pada tradisi bangsa Indonesia Keraton merupakan pusat kekuatan gaib yang berpengaruh pada kehidupan masyarakat.

Jadi, itulah tadi sejarah singkat tentang berdirinya Keraton Surosowan Banten lama hingga terjadinya penghancuran oleh Belanda.***

 

Editor: Kasiridho

Sumber: YouTube Eru Wahyudi

Tags

Terkini

Terpopuler