Kutuk Keras Penusukan Syekh Ali Jaber, Ulama Banten Minta Pengamanan Dakwah Ditingkatkan

15 September 2020, 06:03 WIB
Matin Syarkowi, Ketua PCNU Kota Serang.* /Dokumen Kabar Banten/

KABAR BANTEN - Penusukan terhadap ulama Syekh Ali Jaber yang terjadi saat berdakwah di Lampung, Ahad 13 September 2020 lalu, menuai kecaman dari ulama di Banten. Selain mengutuk keras penusukan terhadap ulama, mereka juga meminta pengamanan acara dakwah ditingkatkan.

Ketua PCNU Kota Serang Matin Syarkowi mengatakan, peristiwa itu menjadi ancaman dan keresahan bagi semua masyarakat, bukan hanya bagi ulama. Sehingga ia meminta aparat penegak hukum mengungkap secara terang motif peristiwa tersebut.

"Pertama tentu kita semua mengutuk keras atas penusukan tersebut. Dan ini jelas harus menjadi perhatian penegak hukum agar kasus itu tuntas dan membeberkan apa motivasinya," kata pimpinan Ponpes Al-Fathoniyah kepada Kabar Banten, Senin 14 September 2020.

Ia menilai, peristiwa penusukan itu seperti ada motivasi untuk mengadu domba umat. Sehingga, ia berharap aparat penegak hukum bisa mengungkap motivasi penusuk.

"Karena nampaknya seperti ada motivasi memancing kerusuhan dan akhirnya nanti akan ada saling tuduh alias adu domba. Segala kemungkinan bisa terjadi (adanya aktor intelektual)," ucapnya.

Ia mengimbau masyarakat tidak mudah terprovokasi oleh peristiwa tersebut. Tetapi menyerahkan semua langkah hukum yang dilakukan aparat berwenang.

"Masyarakat jangan sampai terprovokasi atas kejadian itu. Semuanya harus diserahkan kepada pihak kepolisian," ujarnya.

Baca Juga : Fahri Bandingkan Penikaman Syaikh Ali Jaber dengan Penusukan Wiranto di Banten

Sementara itu, Sekretaris Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Serang Amas Tadjuddin mengatakan, insiden penusukan terhadap ulama Syeikh Ali Jabir sangat memprihatinkan dan merusak kerukunan antar umat beragama.

"Pasti terganggu, hal tersebut tentu tidak boleh terulang terjadi kepada siapapun, apapun motifnya adalah tidak benar melakukan kekerasan, kejahatan, radikal dan teror sengaja membuat kekacauan dan ketakutan masyarakat semakin meluas," ucapnya.

Ia mengajak seluruh komponen masyarakat agar tidak mudah terhasut upaya propaganda jahat dan mengambil tindakan sendiri-sendiri. Tetapi, sepenuhnya menyerahkan penanganan tersebut kepada aparat kepolisian dan pihak penegak hukum lainnya.

"Kami mengajak masyarakat agar senantiasa tingkatkan kewaspadaan dini, dan tetap bersikap tenang, serta hindari upaya provokasi dan penyebaran hoax dan fitnah, merusak ukhuwah, merusak kerukunan, menimbulkan prasangka buruk," tuturnya.

Selain itu, ia juga mendorong aparat penegak hukum untuk menyelesaikan secara tuntas dan mengungkap motif pelaku. Supaya masyarakat tidak merasa resah.

"Mendorong kepolisian menyelidiki insiden tersebut sampai tuntas, guna memberikan rasa aman bagi masyarakat dimanapun berada," ujarnya.

Baca Juga : Satgas Covid MUI Minta Kampanye Skala Besar Ditiadakan

Menduga settingan

Sementara itu, ulama lainnya Enting Abdul Karim mengatakan, sangat mengecam keras penusukan terhadap ulama yang sedang berdakwah. Ia berharap aparat penegak hukum bisa mengusut tuntas kasus itu.

"Aparat harus mengusut tuntas peristiwa ini, jangan sedikit-sedikit orang gila. Kalau yang yang ditusuk ulama saja pasti ujung-ujungnya pelakunya orang gila, tapi kalau yang ditusuk itu pejabat pasti sebutannya radikal, teroris dan lainnya," tutur Enting.

Ia curiga pelaku bukan orang gila, karena ia memiliki target saat akan menusuk orang. Padahal, jika pelaku benar gila, pasti penusukan akan random, karena di sana banyak jemaah.

"Kalau orang gila pasti membabi buta siapa yang dekat main tusuk, ini tidak sudah mengarah dari bawah ke Syekh Ali Jaber. Akhirnya kita jadi curiga kaya setingan. Gila kok menusuknya milih-milih, aneh kan," ucapnya.

Meski demikian, ia mengaku bersyukur Syekh Ali Jaber masih diberi keselamatan pada insiden itu. Ia mengimbau umat Islam berhati-hati terhadap skenario adu domba.

"Umat Islam akhir-akhir ini memang harus semakin hati-hati, kita di hadapkan skenario adu domba, mulai Islam di pertentangan dengan Pancasila, kemarin-kemarin Hafidz Quran, masjid-masjid di curigai radikal," ujarnya.

Selain ulama di Serang, ulama di Pandeglang juga mengecam kejadian penusukan Syeh Ali Jabir di Bandar Lampung. Sebab, aksi tersebut terkesan adanya kelalaian dan kelengahan keamanan.

Baca Juga : MUI Imbau Masyarakat tak Bertengkar karena Pilkada 

Tingkatkan sinergi

Ketua MUI Pandeglang Tubagus Hamdi Maani mengatakan, pihaknya menyayangkan dengan adanya kejadian tersebut. Dirinya meminta para ulama di Kabupaten Pandeglang untuk meningkatkan sinergitas antara ulama dengan TNI Polri.

"Sangat menyayangkan dengan kejadian itu. Di Pandeglang diharapkan jangan sampai ada kejadian seperti itu lagi, makanya upaya untuk mengantisipasi hal tersebut hendaknya tingkatkan sinergitas dengan aoaratur pemerintah dengan TNI Polri," ucapnya.

Menurut dia, kejadian tersebut sangat tidak sebanding dengan vonis dan motifnya. Namun, pihaknya menyerahkan sepenuhnya untuk penanganan hukuman kepada aparat kepolisian, meskipun beberapa kejadian beredar bahwa pelaku mengalami gangguan psikis.

"Yang kita sayangkan itu terkadang muncul informasi sumbang, tetapi dari pengakuan dan kesaksian dari masyarakat tetangga dari pelaku, itu sehat. Namun dari pengakuan orangtuanya itu gangguan jiwa, itu kita serahkan kepada aparatur untuk penanganan," katanya.

Untuk mengantisipasi kejadian yang serupa, MUI akan menjalin sinergitas dengan TNI Polri untuk menjaga keutuhan NKRI dan keamanan negara, agar pada saat para ulama sedang melaksanakan syiar agama tidak ada insiden kembali.

"Kita sesama ulama menyayangkan. Kita lihat dari kejadian tersebut, aparat satu pun tidak ada, berarti itu kurangnya sinergitas dengan aparatur penegak hukum, acara apapun itu kita harus perhatikan keamanan demi keselamatan," tuturnya.***

Editor: Kasiridho

Tags

Terkini

Terpopuler