Berpeluang Menang, Potensi Calon Independen Muncul di Pilkada Kota Serang

10 Januari 2024, 12:30 WIB
Ketua Jaringan Demokrasi Banten (JDB) Syaeful Bahri menyebuatkan, calon independen pada Pilkada Kota Serang diprediksi akan muncul dan cukup berpeluang menang. /Dok. Kabar Banten

KABAR BANTEN - Pemilihan kepala daerah (Pilkada) 2024 Kota Serang cukup berpotensi munculnya sosok independen yang maju menjadi bakal calon Wali Kota.

Bahkan, kemungkinan atau peluang untuk memenangkan kontestasi pun bisa saja terjadi, seperti yang terjadi pada Pilkada di Garut, saat Dicky Candra maju mendampingi Aceng Fikri sebagai Bupati tahun 2009 lalu.

Ketua Jaringan Demokrasi Banten (JDB) Syaeful Bahri mengatakan, di Indonesia sendiri terdapat beberapa daerah yang menjadi contoh sukses memenagkan pilkada dan berhasil menjadi kepala daerah melalui jalur independen.

Baca Juga: Didorong Berbagai Elemen, Honorer di Kota Serang Maju Pilkada 2024

Seperti di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam pada Pilkada 2007-2012 yang dimenangkan oleh Irwandi Yusuf.

Kemudian, Bupati Rote Ndou di Nusa Tenggara Timur (NTT) yang dimenangkan oleh pasangan Christian N Dillak dan Zacharias P Manafe tahun 2008.

Lalu, Bupati dan Wakil Bupati Batubara di Sumatera Utara (Sumut) yang dimenangkan oleh O.K. Arya Zulkarnain dan Gong Martua Siregar.

"Itu contoh sukses calon independen yang berhasil menang dalam pilkada dengan jalur independen atau perorangan. Seperti di Garut dan Kabupaten Batubara di Sumut. Jadi, di Indonesia ini sudah ada beberapa contoh kalau calon independen itu menang," katanya, Selasa (9/1/2024).

Sementara itu, untuk di Kota Serang sendiri, munculnya calon independen cukup berpotensi besar, karena selama ini setiap kali Pilkada selalu ada sosok yang maju menjadi calon perorangan.

Tentunya dengan dukungan serta dorongan yang berasal dari masyarakat.

Apalagi, setelah Subadri Ushuludin lepas dari jabatannya sebagai Ketua DPRD Kota Serang dan maju pada Pilkada 2018 lalu menjadi pasangan Syafrudin.

"Dari situ dimulai keberanian para tokoh politik untuk menjadi kandidat, karena setiap pilkada Kota Serang selalu didominasi trah besar keluarga Rau. Berdasarkan data yang kami miliki sangat berpotensi adanya calon independen. Karena selama ini pilkada Kota Serang selalu ada calon independen yang maju," ujarnya.

Namun, menurut dia, adanya calon independen juga bergantung pada antusiasme masyarakat dalam berkontribusi dan partisipasi kepemimpinan di Kota Serang.

Meski pun dalam kalkulasi politik tidak memungkin mendapat dukungan dari parpol, tetapi calon harus segera mempersiapkan segala kemungkinan untuk maju menjadi calon independen.

"Pointernya itu bagaimana antusiasme masyarakat dalam berpartisipasi kepemimpinan di Kota Serang sebagai kemajuan demokrasi. Itu sangat bagus menurut saya. Tentu kami pun mengapresiasi siapapun tokoh yang berani (Maju Pilkada) Di Kota Serang," tuturnya.

Meski pun biasanya, calon independen tersebut diduga kuat hanya sebagai boneka atau pemecah suara.

Seperti pada saat bu Tatu Chasanah maju menjadi calon Bupati Serang pada waktu itu.

"Bahkan, itu diyakini oleh masyarakat bahwa calon independen hanyalah boneka. Tapi, sebenarnya itu bagaimana antusias masyarakat dalam pilkada Kota Serang," ucapnya.

Menurut dia, akan lebih efisien apabila ada calon yang maju atas permintaan masyarakat, yang dalam hal ini maju sebagai independen.

Sebab, jika bergabung dengan partai politik tentu akan membutuhkan dana yang cukup besar untuk bergabung dalam perahu partai tersebut.

"Kalau berdasarkan kalkulasi politik, bergabung dengan parpol ini high cost, atau istilahnya ada mahar dan ini sudah menjadi rahasia umum. Maka, daripada mengeluarkan mahar besar, bisa jadi lebih memilih turun ke masyarakat untuk meminta dukungan, dan ini low cost tentunya," ujarnya.

Baca Juga: Ramaikan Pilkada 2024, Pimpinan Parpol di Kota Serang Maju Pilwalkot

Meski demikian, dikatakan dia, kemunculan calon independen pada Pilkada di daerah baik di kota mau pun kabupaten tidak selalu didasari dengan ketidakpercayaan masyarakat terhadap partai politik pengusungnya.

Sebab, bisa jadi, mereka yang maju merupakan orang parpol yang tidak mendapat dukungan dari partainya, dan meminta dukungan kepada masyarakat.

"Akan tetapi, jika calon perseorangan ini muncul lebih dari satu pasangan, dan calonnya benar-benar tokoh, baik secara akses politik serta kontribusi sosial banyak terbukti, apalagi didorong masyarakat, jangan-jangan ini isyarat bahwa masyarakat mulai melirik kalau parpol bukan satu-satunya pintu untuk kepemimpinan di daerah," tuturnya.***

 

Editor: Yandri Adiyanda

Tags

Terkini

Terpopuler