Kreativitas Kepala Daerah Perempuan Tangani Pandemi Covid-19

23 September 2020, 08:14 WIB
Tangkapan Layar kegiatan Webinar 'Kepala Daerah Perempuan di Era Pandemi Covid-19, melalui virtual, yang diselenggarakan UIN SMH Banten, Selasa 22 September 2020.* /Denis Asria/

KABAR BANTEN - Peran dan kontribusi Kepala Daerah Perempuan di masa pandemi Covid-19 dinilai luar biasa dan tidak dapat diabaikan. Persoalan-persoalan yang dihadapi kepala daerah perempuan menjadi tantangan yang harus dihadapi persuatif oleh Srikandi yang memiliki mental tangguh.

Hal tersebut diungkapkan Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Maulana Hasanuddin (SMH) Banten Fauzul Iman dalam kegiatan web based seminar (webinar) 'Kepala Daerah Perempuan di Era Pandemi Covid-19', melalui virtual, Selasa 22 September 2020.

Hadir dalam webinar tersebut, Bupati Kabupaten Serang Ratu Tatu Chasanah, Bupati Pandeglang Irna Narulita, Bupati Jember Faida, Peneliti Senior Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuhro, Pengamat Pendidikan Asep Saefuddin, dan Anggota DPR RI Nuraeni.

"Kepala daerah perempuan memiliki kontribusi yang luar biasa. Mereka mampu menyelesaikan masalah yang persuasif seperti tentang ekonomi tetap tangguh, pendidikan tetap terwujud dan terlaksana, kemudian persoalan kesehatan lainnya yang menggeluti peristiwa Covid-19," kata Fauzul.

Sementara itu, Bupati Serang Ratu Tatu Chasanah mengatakan, untuk menghadapi Covid-19 pihaknya mengikuti arahan pemerintah untuk membentuk gugus tugas hingga ke tingkat rukun tetangga (RT). Kemudian, Kabupaten Serang juga memiliki rumah sakit yang menjadi rujukan bagi pasien Covid-19.

Selain itu, di masa Covid-19 pihaknya juga fokus pada bidang pendidikan, agar proses belajar mengajar tetap berjalan walaupun belum maksimal, kemudian bekerja sama dengan televisi swasta untuk guru mengajar.

Baca Juga : Kabupaten Serang Jadi Zona Kuning Covid-19, Pemkab Tunggu Arahan Pusat Buka Lembaga Pendidikan

Di Dinas Pendidikan juga mendapatkan bantuan insentif untuk guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), guru honorer, guru ngaji, dan memberikan beasiswa cukup banyak untuk mahasiswa di perguruan tinggi. Pihaknya juga memberikan bantuan untuk pelajar belajar dalam jaringan (daring).

"Kami membuat gugus tugas hingga ke tingkat RT, kemudian ada rumah sakit yang menjadi rujukan untuk pasien Covid-19, serta kami juga berupaya agar proses belajar mengajar tetap berjalan walaupun belum maksimal, kami juga bekerja sama dengan televisi swasta untuk guru mengajar, dan memberikan insentif untuk guru PAUD, guru honorer dan guru ngaji, dan kami juga memiliki program beasiswa yang melanjutkan ke perguruan tinggi," ujarnya.

Pasar daring

Bupati Pandeglang Irna Narulita menuturkan, pihaknya bersama satuan tugas (satgas) percepatan Covid-19 melakukan check point di perbatasan untuk penggunaan masker, melakukan jaga jarak kalau tidak mengikuti perintah tentu akan ada sanksi sosial.

"Kami bekerja sama dengan satgas percepatan Covid-19 untuk melakukan check point di perbatasan agar masyarakat tetap menggunakan masker, melakukan jaga jarak. Kami tidak memberikan denda karena melihat ekonomi masyarakat yang terdampak Covid-19. Sehingga, kami memberikan sanksi sosial dan juga membuat pasar daring itu untuk membantu masyarakat agar tidak keluar rumah, banyak program yang kami lakukan selama Covid-19," tuturnya.

Baca Juga : Pendaftar PTKIN dari SMA dan SMK Meningkat

Bupati Jember Faida mengatakan, pihaknya menyadari bahwa Covid-19 akan panjang dan membutuhkan penanganan berbulan-bulan. Ketika ada perintah, pihaknya langsung melakukan refocusing anggaran untuk menangani Covid-19, keselamatan masyarakat yang utama.

Pertama yang dilakukan pihaknya membuat 5 posko di perbatasan, kemudian melakukan penutupan ke 600 pondok pesantren, 2.000 gedung sekolah ditutup dan melakukan penyemprotan disinfektan serta 4.000 tempat layanan ibadah pihaknya menugaskan petugas serta 600 layanan publik untuk menyosialisasikan Covid-19.

"Kami menyadari Covid-19 akan panjang sehingga langsung melakukan refocusing anggaran untuk penanganan Covid-19. Selain itu juga pertama yang kami lakukan membuat 5 posko di perbatasan dan menutup sekolah, pondok pesantren, tempat ibadah dan layanan publik," katanya.

Ia mengatakan, pihaknya membuat pasar daring melibatkan 500 ojek pangkalan, kemudian membuat pasar tangguh serta di pasar tradisional membuat jalur satu arah dan membuat 251 tempat cuci tangan yang tersebar di pasar dan tempat umum. Pihaknya juga yang pertama mengembalikan santri dengan menyediakan bus untuk dikembalikan ke kota asal.

"Di masa Covid-19 membuat kami membuat pasar daring yang melibatkan 500 ojek pangkalan serta membuat pasar tangguh serta membuat ratusan tempat cuci tangan yang tersebut di pasar dan tempat umum kemudian kami juga yang pertama mengembalikan santri dengan menyediakan bus," ujarnya.***

Editor: Kasiridho

Tags

Terkini

Terpopuler