Tentang Nomor Urut Paslon di Pilkada, Begini Kata Pengamat

25 September 2020, 16:33 WIB
Lili Romli /

KABAR BANTEN - Pengamat Politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Lili Romli bicara soal nomor urut pasangan calon (paslon) di perhelatan pilkada.

Menurutnya, nomor urut tak berpengaruh terhadap kemenangan atau kekalahan di pilkada.

Adapun kemenangan dipengaruhi oleh banyak faktor salah satunya memiliki basis dukungan yang kuat, programnya disukai oleh pemilih, dan pemilih mengenal serta menyukai kandidat. 

"Saya kira (nomor urut) tidak akan berdampak pada faktor kemenangan atau kekalahan. Meski masih ada yang mencoba untuk menghubung-hubungkannya," kata Lili, Jumat, 25 September 2020. 

Baca Juga: Dengan Protokol Kesehatan Covid-19, KPU Tetapkan Nomor Urut Paslon Pilkada Kabupaten Serang 2020

Menurutnya, nomor urut kerap dikaitkan dengan mistis, keberuntungan atau kesialan. "Padahal menurut saya tidak terkait dan bukan faktor penentu," kata Alumni Universitas Indonesia (UI) ini. 

Kemenangan kandidat dalam pilkada dipengaruhu banyak faktor, antara lain memiliki basis dukungan yang kuat, programnya disukai oleh pemilih, dan pemilih mengenal serta menyukai terhadap kandidat. "Sehingga mereka lalu memilihnya," ujarnya. 

Baca Juga: Masih Bingung Apa Itu Deals Sekitarmu ShopeePay? Simak Tips & Triknya

Selain itu dapat juga dipengaruhi faktor mobilisasi melalui politik uang atau jual beli suara. Jika faktor ini dominan maka mencederai pesta demokrasi. 

"Karena yang terjadi adalah democracy for sale. Pemilih bukan memilih krn faktor kandidat, visi-misi dan program tapi uang. Untuk itu smua komponen harus melawan dan memerangi model democracy for sale," ucapnya. 

Dia menilai, potensi politik uang dalam pilkada serentak 2020 masih tinggi. Karena itu perang melawan democracy for sale adalah dengan melakukan pendidikan politik kepada masyarakat.

Baca Juga: Pengundian Nomor Urut, Paslon Inginkan yang Terbaik

"Memberikan penyadaran yang bukan saja money politic tersebut bertentangn dengan hukum yang pelanggarnya bisa dipidanakan, tapi juga mencederai proses demokrasi," tuturnya.***

Editor: Yandri Adiyanda

Tags

Terkini

Terpopuler