Budidaya Porang, Menjaga Ketahanan Pangan dan Bangkit dari Pandemi

- 1 Desember 2020, 07:50 WIB
Sekjen FSPP Provinsi Banten H Fadlullah menginisiasi gerakan budidaya Porang di pesantren di Provinsi Banten
Sekjen FSPP Provinsi Banten H Fadlullah menginisiasi gerakan budidaya Porang di pesantren di Provinsi Banten /Kabar Banten/

Harga butir Porang per kilogram dijual Rp12.000 sedangkan harga katak atau mahkota Rp120.000.

Baca Juga: Hadapi Resesi Ekonomi, Pemprov Banten Harus Perhatikan Sektor Pangan

Optimisme Asep dalam budidaya Porang adalah adanya keterlibatan semua elemen masyarakat, termasuk tokoh dan ulama.

Sinergi perangkat desa penyuluh pertanian dan ulama mendorong warga untuk melakukan penanaman pohon Porang sebagai sedekah jariah sekaligus meningkatkan kesejahteraan warga, kini terus meningkat pada masa pandemi Covid-19.

Diketahui, pohon Porang adalah sejenis pohon umbi-umbian yang banyak ditemukan di hutan. Uniknya, Porang tumbuh bertunas pada waktu khusus yakni bulan November. Kini Porang sangat bernilai dan mulai dibudidayakan petani. Banyak manfaat yang didapat dari pohon ini.

Baca Juga: Hasil Survei: Optimisme Ekonomi, Indonesia Ungguli Lima Negara ASEAN

Porang dapat menjadi bahan pangan dapat digunakan untuk kecantikan dan obat. Bila telah diolah, beras dari bahan baku Porang satu kilogramnya setara dengan satu karung beras. 

Porang memiliki nilai ekonomi tinggi untuk memenuhi ekspor terutama ke negara Jepang.

Kini budidaya Porang telah didekrasikan sebagai sebagai gerakan ekonomi pesantren pada Jumat 4 September 2020 lalu.

Baca Juga: Selama Pandemi Covid-19, Pengangguran di Kota Tangerang Diklaim Berkurang

Halaman:

Editor: Rifki Suharyadi


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x