KABAR BANTEN – Persoalan internal manajemen Dermaga Eksekutif Pelabuhan Merak Banten terkuak. Ini seiring aksi yang dilakukan para pekerja dermaga beserta organisasi masyarakat (ormas), saat menggeruduk Kantor PT ASDP Indonesia Ferry Cabang Merak, Senin 1 Februari 2021 lalu.
Para pekerja Dermaga Eksekutif Pelabuhan Merak Banten yang mayoritas warga Pulomerak ini tidak terima dengan rencana manajemen Kerja Sama Operasional (KSO) PT Indonesia Ferry Properti (Ifpro) dengan Internasional Service System (ISS). Yakni mengurangi jumlah tenaga kerja sebanyak 10 orang, ketika kontrak baru dilakukan.
Aksi massa ini menarik perhatian banyak pihak. Selama aksi, massa gabungan dari pekerja Dermaga Eksekutif Pelabuhan Merak Banten dan ormas tersebut berseteru dengan sekuriti dan polisi.
Terkait hal ini, pihak manajemen Dermaga Eksekutif Pelabuhan Merak Banten angkat bicara. Plt GM KSO Ifpro ISS Darmansyah, membenarkan rencana tidak meneruskan kontrak 10 orang pekerja.
Namun pihaknya kini tengah mengkaji ulang kebutuhan tenaga kerja. "Insya Allah aspirasi masyarakat kami tampung. Sekarang kami akan kaji ulang terkait rencana kami," katanya.
Pihaknya mengagendakan pertemuan antara dengan PT ASDP Indonesia Ferry Cabang Merak, para pekerja, serta ormas. Pada pertemuan itulah, pihaknya akan membahas solusi dari persoalan tersebut.
"Win-win solution akan dibahas pada pertemuan itu nanti," ujarnya.
Di sisi lain, keberadaan KSO Ifpro ISS jadi bahan perbincangan para pekerja dan ormas. Massa menuding adanya manajemen KSO membuat biaya operasional Dermaga Eksekutif Pelabuhan Merak Banten membengkak.