Namun Allah berkata lain, Yang Maha Kuasa menurunkan rizki kepada nelayan dalam bentuk lain.
"Sekarang pekerjaan kami setiap hari mengumpulkan batu apung yang berserakan di bibir pantai. Batu-batuan ini berasal dari GAK, hanyut dibawa arus laut selama cuaca buruk melanda lautan," kata Kardi, salah satu nelayan di kampung tersebut, Senin 8 Februari 2021.
Untuk diketahui, batu apung adalah batuan beku yang dihasilkan dari lava vulkanik atau magma. Ketika magma terlempar ke laut, terjadi proses alami yang memunculkan batu apung.
Batu apung sendiri banyak dicari oleh pengusaha aquarium. Dimana batu tersebut dapat berfungsi sebagai penyaring air.
Menurut Kardi, nelayan pertama yang mengumpulkan batu apung adalah Rully. Katanya, Rully tahu pasaran untuk menjual batu apung.
"Rully tahu kalau ada yang mau menampung batu apung. Karena itulah nelayan lain, termasuk saya, ikutan mengumpulkan batu apung," ujarnya.
Baca Juga : Menilik Surga di Ujung Banten, Pulau Cantik Ini Wajib Kamu Kunjungi
Menurut Kardi, satu kilogram batu apung dijual seharga Rp1000. Katanya, setiap bulan dia bisa menerima uang Rp400 ribu dari hasil menjual batu apung.
"Kami kumpulkan selama 1 bulan, itu bisa dapat kira-kira 400 kilogram. Lumayan untuk kebutuhan sehari-hari. Kami tidak bisa mengandalkan pemerintah, sudah lama kami tidak mendapat perhatian," tuturnya.