Nyi Roro Kidul Ratu Pantai Selatan, Mitologi di Balik Tsunami Purba, Hingga Dibahas dalam Pertemuan Eropa

- 12 Februari 2021, 16:40 WIB
Nyi Roro Kidul
Nyi Roro Kidul /lipi.go.id

KABAR BANTEN - Banyak yang penasaran pada cerita Nyi Roro Kidul, atau dikenal dengan nama Ratu Pantai Selatan. Sesosok roh atau dewi legendaris Indonesia yang sangat populer di kalangan masyarakat Pulau Jawa dan Bali, terutama di wilayah Selatan Banten hingga Sukabumi Jawa Barat.

Dibalik kisah mistisnya yang sangat kuat, legenda Nyi Roro Kidul ternyata pernah dibahas dalam kongres paranormal di Paris pada 1980-an.

Dalam pertemuan di Eropa itu, para paranormal umumnya tertarik pada fakta bahwa legenda itu berkembang di kalangan masyarakat sepanjang selatan Indonesia, bukan hanya pantai selatan Jawa.

 Baca Juga: Baznas Banten Salurkan Paket Sembako untuk Korban Banjir di Kampung Renged Kabupaten Serang

Suatu kawasan yang sangat panjang itu pula, yang menjadikan peneliti "paleotsunami " (tsunami purba) dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) DR Eko Yulianto itu penasaran pada legenda tersebut.

Baca Juga: Ingat Negeri di Atas Awan, Jangan Lupa Mampir di Kebun Stroberi Citorek Lebak, Buahnya Segede Melon

Kawasan tempat mukim masyarakat yang mewarisi legenda Nyi Roro Kidul itu, dikenal sebagai kawasan pantai selatan, berhadapan dengan Samudera Indonesia, yaitu daerah zona subduksi lempeng bumi.

 Baca Juga: Aktivis Antikorupsi Ini Hampir Dibunuh, Dibungkam Uang Belasan Miliar, Uday Suhada di Jalan Bahaya!

Dalam kaitan itu, Eko memperlihatkan lukisan Nyi Roro Kidul yang merekam legenda tersebut. Di sana digambarkan seorang ratu yang mengendalikan kereta kuda dalam balutan ombak besar yang bergulung-gulung.

 Baca Juga: Bocoran Ikatan Cinta Jumat 12 Februari 2021, Nino Selamat, Andin dan Aldebaran Datang ke Acara Pentas Reyna

"Jangan-jangan legenda itu sebenarnya pesan bahwa pernah ada tsunami di sana " katanya, dikutip KabarBanten.com dari lipi.go.id.

 Baca Juga: Jembatan Gantung di Lebak Ambruk, Dinas PUPR 'Balck-list' Pihak Kontraktor

Pesan pernah ada tsunami disana, dikuatkan dengan legenda ratu Pantai Selatan Jawa tersebut yang digambarkan sering meminta tumbal dengan mengirimkan ombak besar jauh ke daratan. Sebagian korbannya dikirim kembali ke darat, sebagai pesan dari Nyi Roro Kidul. “Persis kejadian tsunami,” katanya.

Baca Juga: Heboh, DKISS Cilegon Bikin Mobilisasi Ucapan Selamat Pelantikan Helldy-Sanuji, Begini Fakta-faktanya

Banyak cerita turun-temurun di sejumlah daerah, yang jika dicermati, bisa dicocokkan dengan kejadian tsunami.  Dari perjalanannya ke sejumlah daerah yang pernah dilanda tsunami, dia mendapati cerita yang sebenarnya merupakan pengetahuan lokal untuk menyelamatkan diri dari bencana terjangan gelombang besar.

Baca Juga: Sertifikat Tanah Elektronik Diuji Coba di Tiga Daerah, Salah Satunya di Banten

Dia menemukan itu mulai dari Majene, Lombok, Mentawai, dan Simeulue, walaupun yang masih mengingat pengetahuan tradisional itu sebagai kiat untuk menyelamatkan diri dari terjangan tsunami itu hanya di Simeuleu. Pengetahuan itu disebut oleh masyarakat setempat sebagai "smong ".

 Baca Juga: BI Banten Kembangkan Produk Unggulan Hortikultura di Pandeglang, Apa saja?

Bagi peneliti tsunami, Simeulue, pulau di barat daya Aceh, merupakan laboratorium sempurna mengenai tsunami. Di sana, peneliti mendapati banyak endapan tsunami, catatan gempanya lengkap, dan ada pesan nenek moyang tentang tsunami yang terus dipatuhi masyarakatnya.

 Baca Juga: Mudik Saat Libur Imlek, Siap-siap Sanksi Disiplin Menanti Bagi ASN Pemkab Serang

Dalam buku "Selamat dari Bencana Tsunami " disebutkan bahwa Pulau Simeulue berada paling dekat dengan pusat gempa bumi 26 Desember 2004. Namun hanya tujuh orang yang meninggal akibat sapuan gelombang tsunami. Itu berkat "smong ".

 Baca Juga: Istrinya Ulang Tahun, Wali Kota Serang Beri Kejutan, Netizen Komentar Begini

"Smong " memuat pesan sederhana, namun masih dipatuhi warga Simeulue. Pesan itu berbunyi: "Jika terjadi gempa bumi kuat diikuti oleh surutnya air laut, segeralah lari ke gunung karena air laut akan naik ".

 Baca Juga: Libur Panjang Tahun Baru Imlek 2021, Meski Pandemi, Tol Tangerang Merak Tetap Optimalkan Fasilitas dan Layanan

Pengetahuan tradisional itu muncul setelah tsunami 1907. Disebutkan, seringnya tsunami sebelum 1907 di pulau itu, memiliki andil bagi bersemainya pengetahuan tersebut. Catatan sejarah dan penelitian geologi menunjukkan pulau itu terlanda tsunami pada 1797, 1861, dan 1907.***

Editor: Yadi Jayasantika

Sumber: lipi.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x