Sehingga, dengan kedatangan Islam, yang memberikan banyak pengajaran, seolah-olah kejatuhan intan biduri yang terang cahayanya. Kata “Katiban Inten’ tersebut, lalu menjadi ‘Banten’.
Kedua, dalam keterangan lain, sebenarnya ‘Banten’ berasal dari kata ‘Bantahan’, yang mana dahulu saat Belanda ingin menguasai Banten, banyak aturan-aturan yang dibuat, dan masyarakat Banten, tidak mau tunduk pada aturan-aturan yang ditetapkan.
Baca Juga: Keren! Punya Bisnis Clothing, Pemuda Asal Lebak Banten Ini Dapat Kejutan dari Raffi Ahmad
Tidak hanya ‘Katiban Inten’, dan ‘Bantahan’ kata ‘Banten’ ini sejak dahulu sudah ada, sebelum berdirinya kesultanan Banten. Dahulu, sebelum berdiri Kerjaan Islam, pernah berdiri kerajaan yang bercorak Hindu/Budha yang dikenal dengan Kerajaan Banten Girang.
Baca Juga: Gubernur Banten Balas Surat Mendagri Tolak Plh, Minta Kepala Daerah Terpilih Dilantik Tepat Waktu
Kata ‘Banten’, dalam kebudayaan masyarakat Hindu, secara etimologi dan maknanya memang cenderung lebih kepada hal yang berbentuk sesajian/sesajen. Sesajen tersebut setiap harinya dirangkai dari daun kelapa diisi kembang, beras, dll untuk pemenuhan kebutuhan spiritual.
Baca Juga: Langka, Kepala Desa di Lebak Ini Inisiasi Kembangkan Ternak Domba, Ini yang Dilakukan
Selain itu, kata ‘Banten’, dulu digunakan untuk menamai sebuah sungai dan daerah sekelilingnya yaitu Cibanten atau sungai Banten. Dataran lebih tinggi yang dilalui sungai ini disebut Cibanten Girang, lalu disingkat dengan Banten Girang.