Komunitas BSS di Kota Serang, Ya Pengajian Ya Jelajah Wisata di Sejumlah Daerah

- 14 Maret 2021, 14:14 WIB
Pengurus dan anggota Komunitas BSS Kota Serang usai  mengikuti kegiatan pengajian
Pengurus dan anggota Komunitas BSS Kota Serang usai mengikuti kegiatan pengajian /Dok. BSS Kota Serang
KABAR BANTEN - "Gas tipis broer.....," ajak Dadi "Aubrey" Oeswa celotehnya di grup Whats-App Komunitas BSS (Bikers Sadulur Sabatur). 
 
Komunitas BSS ini salah satu perkumpulan pecinta hobi turing di Kota Serang.
 
Kontan saja ajakan Aubrey di WA Grup Komunitas BSS itu, ternyata banyak mendapat respon lebih dari 50 anggotanya.
 
Komunitas BSS ini baru saja terbentuk 1 tahun lalu. Tepatnya di bulan Januari 2020 atas prakarsa H. Ayip Duce, Hari Dakrita, Ade Akung dan H. Lili Setiadi saat ngopi bareng di vila Baros, milik mantan Lurah Penancangan KOta Serang.
 
Menurut Aubrey (sebutan keren Dadi Oeswa), sebenarnya sudah banyak melakukan perjalanan dengan menggunakan roda dua (sepeda motor).
 
 
"Hampir ke pelosok di daerah Banten," akunya dengan bangga meski usianya sudah kepala enam.
 
Dijelaskan Dadi, di komunitas BSS itu sudah dikenal dengan istilah "gas tipis" dan "gas pol". 
 
Gas tipis adalah turing dengan perjalanan ke tempat yang dekat-dekat saja. 
 
Sedangkan gas pol, perjalanan jauh dan jika perlu bermalam. Sehingga untuk kegiatan tersebut anggota disyaratkan fisiknya harus sehat, kendaraan prima serta perbekalan yang cukup.
 
 
Sebut saja, timpal Hari Dakrita ketika sejumlah anggotanya yang dikomandani H. Lili Setiadi sebagai Ketua BSS itu, sejak dibentuk setahun lalu sering melakukan turing ke beberapa tempat.
 
Yakni ke negeri di atas awan, Citorek Lebak. Kemudian objek wisata Pantai Tanjung Lesung, Pantai Carita Pandeglang, dan yang paling jauh ke Geopark Ciletuh, di Pelabuhan Ratu Sukabumi.
 
Selain itu wisata religi pun, tak lupa dilakukan bersama-sama anggotanya. Karena pada awalnya BSS ini dari kelompok kecil pengajian. 
 
 
Oleh sebab itu pihaknya sering ziarah ke makam Sultan Maulana Hasannudin di Banten Lama, Kiai Caringin di Labuan, Kiai Cikadueun, makam keramat Syekh Rako, dan shalat berjamaah di Masjid "Jin" di Kampung Pasir Angin, Kabupaten Pandeglang.
 
Menurut Ketua BSS, H. Lili Setiadi mengatakan perkumpulan turing sepeda motor yang biasa "mangkal" di basecamp Jln. Veteran No. 8 Serang itu, selain sebagai ajang silaturahmi juga sebagai hiburan berwisata karena Banten kaya akan objek-objek wisatanya.
 
Diakuinya, memang awal mula terbentuknya BSS ini adalah merupakan kelompok pengajian. Tetapi belakangan berkembang menjadi ajang untuk refreshing. Itu semua atas usulan dari sebagian besar anggotanya. 
 
 
"Jadi kegiatan turing hanya sewaktu-waktu saja, sementara untuk pengajian rutin dilaksanakan sebulan sekali secara bergiliran tempatnya," kata Lili yang diamini H. Duce dan Hari Dakrita.
 
Ia mengatakan ksebagai umat manusia harus bisa menjaga hablumminallah dan hablumminannas.
 
Lebih jauh dikatannya, selain pengajian dan kegiatan turing, BSS juga sering melakukan kegiatan berbagi kasih.
 
Artinya BSS sudah punya program untuk memberikan bantuan/santunan kepada mereka yang membutuhkan. Seperti bencana alam banjir ataupun bencana lainnya. Ini salah satu bentuk kepedulian dari anggotanya.
 
 
Seperti belum lama ini BSS telah memberikan santunan untuk anak yatim di daerah Baduy.
 
Dananya secara sukarela dan spontanitas, karena anggota kami datang dari barbagai profesi. Ada pengusaha, tenaga pengajar/dosen, wartawan, pedagang, mantan anggota dewan, bahkan pensiunan ASN seperti lurah dan camat.
 
Itulah bentuk kepedulian kami sehingga ada sisi positifnya.
 
H. Lili yang didampingi Pembina BSS, H. Ade Akung mengatakan, arti sadulur itu ya sesaudara. Kemudian diantara saudara tadi, terdapat teman (Batur).  Jadi sadulur sabatur, dan mereka rata-rata punya hobi naik sepeda motor.
 
Komunitas BOSS saat kegiatan jelajah wisata
Komunitas BOSS saat kegiatan jelajah wisata Dok. Komunitas BSS Kota Serang
 
Anggota BSS adalah mereka yang dulunya kumpulan anak muda di dekade tahun '70-an. Pada zamannya itu di Serang banyak kumpulan/gank pemuda. Sebut saja ada "Dayan" (anak-anak dari Jln. Jenderal Ahmad Yani). Kemudian "Yumaga" berasal dari Jln. Yusuf Martadilaga, "Lapendos", "Seax", dan "Bopas" (bocah pasar).
 
Jadi jangan heran kalau anggota kami ada juga yang usianya sudah 71 tahun, tetapi ternyata masih "gesit" di atas motor, timpal Mulyana salah satu anggota lainnya yang mengaku untuk mencoba andrenalin kita. 
 
 
Disinggung pelaksanaan turing (karena sebagian besar anggotanya sudah berumur), pihaknya menempatkan anggota paling depan yang sudah pengalaman. 
 
Artinya mereka untuk membuka jalan dan mengingatkan anggota di belakangnya. Semisal ada lubang di dan persimpangan jalan. 
 
Kemudian penempatan anggota yang di tengah, bertugas mengawasi depan belakang. 
 
Sedangkan anggota terakhir, mereka yang biasa punya keahlian dibidang mesin.
 
"Hal itu berjaga-jaga jika ada anggota yang sepeda motornya mogok," tutur H. Lili Setiadi.***

Editor: Maksuni Husen


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x