Jelang Ramadan, Berikut Harga Komoditi di Banten yang Diprediksi Naik

- 21 Maret 2021, 17:10 WIB
Ilustrasi Paket Sembako
Ilustrasi Paket Sembako /

"Salah satu dukungan pemerintah untuk meningkatkan produksi kedelai di Banten adalah dengan memberikan bantuan benih dan sarana produksi untuk petani. Namun di Tahun 2020 ini, anggaran bantuan benih dan saprodi (sarana produksi) mengalami refocusing anggaran. Sehingga pencapaian produksi kedelai di Tahun 2020 sebagian besar berasal dari kegiatan swadaya petani," ucapnya.

Baca Juga: Mengenal Jagung Ketan, Komoditi yang Dikenalkan WH di Kawasan Sitandu

Kenaikan harga kedelai di Banten disebabkan pemenuhan kebutuhan yang masih bergantung pada kedelai impor. Dimana harga kedelai dunia sedang mengalami kenaikan sehingga Indonesia termasuk Banten terkena imbasnya. Karenanya dibutuhkan koordinasi semua pihak untuk meningkatkan penyerapan pasar terhadap produksi kedelai lokal.

Kualitas kedelai lokal sebenarnya lebih baik karena umumnya kedelai baru dipanen sehingga lebih segar. Sementara kedelai impor biasanya sudah disimpan bertahun-tahun.

"Kedelai yang berukuran kecil sebenarnya lebih banyak mengandung protein dan rasanya lebih gurih. Selain itu, kedelai lokal merupakan kedelai asli hayati dan bukan kedelai transgenik seperti kedelai impor. Kedelai yang ditanam di negara-negara maju 80 persen adalah organisme yang telah dimodifikasi secara genetik (GMO)," ucapnya.

Daya tarik lainnya untuk kedelai impor di kalangan pengusaha tahu tempe adalah adanya keloggaran pembayaran dari pemasok kedelai impor. Kemudian, harga kedelai impor lebih murah dibandingkan kedelai lokal.

"Dengan kondisi ini diperlukan peran BUMD sebagai off taker kedelai yang dapat memutus rantai pasokan kedelai lokal sehingga harga kedelai lokal lebih bersaing di pasaran dan industri tahu tempe bisa diberikan keleluasaan pembayaran bahan baku seperti yang diberikan pemasok kedelai impor," ucapnya.

Baca Juga: Bagikan 163 Paket Sembako di Huntara, Karang Taruna Kabupaten Lebak Berharap Korban Bencana Segera Direlokasi

Pengembangan kedelai secara masal dan luas di Banten masih terkendala penyediaan benih yang siap tanam. Hal ini disebabkan teknologi benih kedelai masih jauh tertinggal dibandingkan dengan teknologi tanaman pangan lainnya. Salah satunya adalah masa dorman benih kedelai lebih pendek yakni hanya dua bulan. sedangkan benih lainnya seperti padi relatif panjang yakni enam bulan.

"Permasalahan lainnya selain faktor benih adalah motivasi petani menanam kedelai harus terus ditingkatkan mengingat harga jual yang diterima petani masih dibawah Rp. 7.000 per kg sementara harga over head cost minimal Rp. 7.700 per kg,” katanya.***

Halaman:

Editor: Yandri Adiyanda


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah