Baca Juga: Subadri Dijagokan Jadi Ketua DPW PPP Banten, Ketum Suharso Monoarfa: Tinggal Dicabut Plt-nya
"Jadi apa yang dibutuhkan petani, pemerintah bisa menyesuaikan. Dengan cara meningkatkan produktivitas dengan teknologi, dan meningkatkan kualitas SDM," ucapnya.
Tarmidzi pun mewajarkan, bila di setiap kota harus ada perkembangan pembangunan seperti yang akan terjadi pada Kota Serang ke depan.
"Kami menyadari itu, tapi harus diimbangi. Di sisi lain, para petani juga kan harus hidup, artinya para petani ini harus kreatif dan inovatif, dengan cara dibantu oleh pemerintah, sehingga tanah sempit itu bisa tetap eksis," kata dia.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Kota Serang Edinata Sukarya menyebutkan, luas hamparan pertanian di Kecamatan Kasemen ada 7.900 hektare.
"Dan yang diikat menjadi LP2B itu ada 3.054 hektare, jadi lahan itu dikunci untuk LP2B. Masyarakat tidak boleh menjualnya, dan tetap mereka bisa menggarap lahan persawahan itu," tuturnya.
Baca Juga: Segudang Masalah di Kasemen Kota Serang: Banjir, Kumuh, Hingga Banyak Rumah tak Layak Huni
Bahkan, selama ini, kata dia, Pemkot Serang telah memberikan pelatihan dan pembinaan kepada kelompok tani, khususnya para anggota KTNA.
"Sudah, mereka (KTNA) dilibatkan, dan mereka itu mitra kami, termasuk dengan pengamanan lahan pertanian ini mereka kan ikut juga," ujar Edinata.
Dia juga menjelaskan, bila lahan pertanian yang akan beralihfungsi menjadi kawasan industri sebagian besar berada di Kecamatan Kasemen, dan sebagian kecil di Kecamatan Walantaka, tepatnya di Kelurahan Teritih.