KABAR BANTEN - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), mengelar peringatan Hari Keluarga Nasional atau Harganas ke-28, Senin, 21 Juni 2021. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, di tengah pandemi Covid-19, peringatan Harganas ke-28 dilaksanakan secara virtual dan sederhana di BKKBN Banten dengan menerapkan protokol kesehatan ketat.
Bertema ‘Keluarga Keren Cegah Stunting’, peringatan Harganas ke-28 di Provinsi Banten tersebut, digelar bersamaan dengan HUT Ikatan Bidan Indonesia ke-70. Hadir pada kegiatan tersebut, perwakilan IBI Banten, DP3AKKB Provinsi Banten, Dinkes Provinsi Banten, TP PKK Provinsi Banten, APPI, IPeKB, Ikatan PLKB Non PNS, Juang Kencana, dan perwakilan Korem 064/MY Serang serta Mitra Kerja BKKBN lainnya.
Dalam peringatan Harganas ke-28 yang digelar serentak di seluruh Indonesia tersebut, BKKBN Banten memberikan apresiasi kepada Ikatan Bidan Indonesia atau IBI Banten hingga keluarga teladan tingkat Provinsi Banten dan meluncurkan Aplikasi Cegah Stunting atau ‘Si Canting’.
Kepala Perwakilan BKKBN Banten, Drs. Aan Jumhana, M.Si menyampaikan bahwa ‘Si Canting’ merupakan aplikasi cegah stunting empat dimensi yang dapat digunakan PKB, PLKB, keluarga yang memiliki bayi di bawah dua tahun (baduta) hingga masyarakat terkait informasi dan layanan hingga pencegahan stunting di Provinsi Banten secara sederhana.
‘Si Canting’, kata Aan, merupakan inovasi Perwakilan BKKBN Banten untuk mensosialisasikan cegah stunting dengan lebih menarik. ‘Si Canting’, memiliki fitur tampilan sosialisasi empat dimensi (4D) yang menampilkan animasi dalam bentuk visual Petugas Lapangan KB saat sosialisasi cegah stunting.
Selain itu, melalui aplikasi ini, masyarakat akan mudah dalam berkonsultasi langsung dengan nomor WhatsApp PPKS Semarak Banten dan Seruling Kencana atau seputar ruang konseling keluarga berencana dan dapat diunduh melalui laman https://bit.ly/SICANTING.
“Melalui ‘Si Canting’, kita menyediakan informasi-informasi dan layanan hingga cara pencegahan stunting yang bisa dimanfaatkan masyarakat Banten terintegrasi melalui program Banggakencana,” ujarnya.
Aan mengungkapkan, stunting menjadi salah satu masalah kesehatan utama di Indonesia. Berdasarkan data, Indonesia termasuk salah satu negara dengan kasus stunting yang tinggi. Jika tak ditangani dengan tepat, stunting dapat berdampak pada kemampuan kognitif atau kecerdasan anak dan akan mengalami masalah dalam pertumbuhan dan perkembangan, serta tidak dapat mencapai potensi maksimalnya.