Baca Juga: Telapak Tangan Gatal Pertanda Akan Dapat Rezeki Nomplok, Benarkah? Simak Penyebabnya dari Sisi Medis
Setelah mengalami kegagalan, penanaman kopi pindah ke wilayah pedalaman yang berbukit.
"Pada 1711 Bupati Cianjur menyerahkan setoran kopi pertama kepada VOC dan dia menerima harga 50 gulden per pikul atas setorannya," katanya.
Kopi hasil dari Cianjur dinilai berhasil sehingga, untuk masa selanjutnya, pembudidayaan kopi dilakukan di dataran tinggi Priangan.
"Membuat daerah tersebut menjadi lumbung kopi VOC," katanya.
Berkat kerjasama VOC dengan para kepala daerah serta cara pembudidayaan kopi yang sederhana dan rendah biaya, pada 1726 hampir separuh lebih pasokan kopi dunia dipenuhi oleh VOC.
"Sebagian besar jumlah tersebut dihasilkan dari kebun kopi di Priangan," kata Kepala Museum Multatuli.
Baca Juga: Mengenal Asal Usul Novel Karya Eduard Douwes Dekker, Soekarno Terinspirasi Cerita Multatuli
Dalam jangka waktu yang sama kopi telah berhasil diusahakan di daerah Gubernemen mencakup 18 wilayah karesidenan. Ke-18 karesidenan itu ialah Banten, Priangan, Surabaya, Kerawang, Cirebon, Tegal, Pekalongan, Semarang, Jepara, Rembang, Pasuruan, Besuki,
Pacitan, Kedu, Bagelen, Banyumas, Madiun, dan Kediri.
"Produksi kopi terbesar adalah dari Karesidenan Priangan (Jawa Barat), Kedu (Jawa Tengah), Pasuruan dan Besuki (Jawa Timur)," katanya.