Namun, tentu tingkatan ilmu yang dipelajari nya pun berbeda, untuk itu di Banten sendiri ada 3 aliran debus yang dapat dipelajari.
Dilansir kabarbanten.pikiran-rakyat.com dari laman jurnal.uinbanten.ac.id, dalam karya Mohamad Hudaeri Dosen Ushludin UIN SMH Banten, yang berjudul Jawara di Banten: Peran, Kedudukan dan Jaringannya, disebutkan bahwa ada 3 aliran debus Banten.
3 aliran debus di Banten tersebut yakni disebut dengan debus al-madad, debus surosowan, dan debus langitan.
1. Debus al-madad ini bisa dikatakan sebagai debus yang paling berat.
Kegunaan dari debus al-madas ini, selain ditujukan untuk seni pertunjukan, dengan debus al-madad juga dipergunakan untuk kesaktian atau pengobatan.
Arti dari debus al-madad sendiri yakni meminta bantuan atau pertolongan.
Baca Juga: Fahmi Hakim Kuatkan Pengurus Golkar Kabupaten Serang di Desa dengan Cara Ini
Dikatakan debus al-madad, salah satu cirinya yakni para pemainnya, setiap kali melakukan aksi meminta pertolongan dengan cara mengucapkan kata-kata al-madad, yang seolah menggambarkan bahwa tindakannya didasarkan atas pertolongan dari Allah SWT.
Untuk melakukan pertunjukan, dalam kategori debus al-madad ini, khalifahnya atau pemimpin kelompok harus melakukan amalan yang sangat panjang dan berat.