Cegah Stunting dan Luncurkan Pil KB Menyusui, BKKBN Libatkan PKK hingga Kader Interpensi Gizi Masyarakat

- 25 Januari 2022, 21:20 WIB
Kepala BKKBN, dr. Hasto Wardoyo saat menyosialisasikan program pencegahan stunting dan meluncurkan Pil KB Menyusui bertepatan dengan Hari Gizi Nasional 2022, di Kampung KB Pasir Cadas, Desa Sindangsari, Kecamatan Warunggunung, Kabupaten Lebak, Banten, Selasa 25 Januari 2022.
Kepala BKKBN, dr. Hasto Wardoyo saat menyosialisasikan program pencegahan stunting dan meluncurkan Pil KB Menyusui bertepatan dengan Hari Gizi Nasional 2022, di Kampung KB Pasir Cadas, Desa Sindangsari, Kecamatan Warunggunung, Kabupaten Lebak, Banten, Selasa 25 Januari 2022. /Kabar Banten/Kasiridho

“Saya berharap akhir tahun ini atau awal tahun depan di Banten angka stunting kalau bisa turun mendekati 20 persen,” ujar Hasto.

Baca Juga: Angka Kehamilan Meledak di Masa Pandemi Covid-19, Data BKKBN Mengejutkan, Ternyata Ini Penyebabnya

Dalam penurunan angka stunting, kata Hasto, ada dua (2) interpensi yang dilakukan, yakni interpensi yang sifatnya sensitif dan interpensi yang sifatnya spesifik.

“Kalau yang sensitif itu bagaimana mengondisikan lingkungan bersih dan sehat, air bersihnya bagus dan ibu-ibunya kalau bisa harus punya pengetahuan KB dan kesehatan reproduksi. Itu harus kita galakan kembali,” ujar Hasto.

Kemudian, yang spesifik contohnya yakni pasangan calon nikah tapi anemia, kemudian hal itu diatasi dulu.

“Kita memberi tablet tambah darah. Kemudian yang hamil dikontrol dengan baik supaya tidak terjadi lahir dengan bayi yang kecil. Itu adalah contoh-contoh interpensi yang spesifik. Jadi, program interpensi gizi tersebut untuk mencegah terjadinya anak-anak yang lahir stunting,” ujar Hasto.

Baca Juga: 4 Faktor Ini Disebut Pengaruhi Terjadinya Stunting, Lakukan Pencegahan, BKKBN Intervensi dari Hulu

Hasto Wardoyo mengatakan, nantinya, bagi pasangan yang mau nikah, tiga bulan sebelumnya akan diwajibkan memeriksa hb, tinggi badan, berat badan, dan lingkar lengan atas. Kalau ditengarai ada anemia atau kurang gizi, maka sebelum bulan madu harus dikoreksi dulu.

“BKKBN tidak melarang orang menikah. Tetapi hanya menyiapkan orang yang mau hamil. Kalau anemia, nikah silakan saja tetapi harus kita kawal ketat. Ada tim pendamping keluarga yang kita siapkan. Kalau di Kabupaten Lebak ini jumlahnya sekitar 1300 untuk mendampingi keluarga yang nantinya mengawal dia. Itu yang BKKBN lakukan secara konkret,” ujarnya.

Hasto Wardoyo menegaskan, pencegahan stunting sangat penting. Karena, jika anak menderita stunting ada tiga kerugian besar yakni, pertama, postur tubuh jelas pendek. Stunting pasti pendek. Kedua, kemampuan intelektualnya lemah. Sulit bersaing di sekolah. Ketiga, di hari tua mudah sakit-sakitan. Sehingga tidak produktif dalam hidupnya.

Halaman:

Editor: Kasiridho


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x