"Karena tidak sesuai dengan kapasitas jalan dan banyaknya kendaraan yang melintas," katanya.
Rochman asal Karawaci yang bekerja di salah satu pabrik di Batuceper ini mengaku, terlambat bekerja lantaran sempat terjebak macet di Jalan Bouraq.
Ia pun meminta pemerintah daerah melalui Dinas Perhubungan setempat untuk mengkaji ulang pemberlakuan sistem satu arah ini.
"Saya jadi telat masuk kerja. Saya menyarankan agar kebijakan ini dikaji ulang," jelasnya.
Rekayasa lalu lintas Jalan Daan Mogot Kota Tangerang berimbas pada kemacetan diakui oleh Kepala Dinas Perhubungan Kota Tangerang Wahyudi Iskandar.
Namun, kemacetan itu diklaim tidak serta merta akibat rekayasa lalu lintas semata, melainkan juga jalan berlubang yang membuat kendaraan harus memelankan laju kendaraan hingga menyebabkan arus tersendat.
"Salah satu penyebab (kemacetan) adalah jalan berlubang yang saat ini sudah diatasi,” ujar Wahyudi kepada wartawan usai melakukan pemantauan Jalan Daan Mogot, kemarin.
Ia menyatakan, pihaknya melakukan evaluasi terhadap dampak kebijakan rekayasa lalu lintas, termasuk terjadinya peningkatan volume kendaraan khususnya di hari kerja.
“Ini (pengalihan lalin) sebetulnya kan untuk mengurangi beban di Jalan Daan Mogot beralih ke Bouroq dan Lio Baru dan tidak boleh sedikit pun boleh ada hambatan samping,” jelasnya.