Untuk meminimalisir kemacetan, pihaknya pun sebetulnya sudah memberi petunjuk rambu yang lengkap.
Selain itu, proses rekayasa lalu lintas masih butuh sosialisasi karena akses jalan tergolong baru. Namun hal itu ucapnya pasti tidak akan lepas dari kendala. Karena itu terus dilakukan evaluasi.
“Kita tentu evaluasi secara bertahap dari hari ke hari model perjalanan apa yang sekiranya tidak menimbulkan antrean di jalan,” paparnya.
Disinggung soal adanya keberatan dari pengguna jalan, Wahyudi menyatakan, pada prinsipnya, saran dan masukan masyarakat tetap diterima. Oleh karenanya, simulasi ini dilaksanakan selama sebulan.
“Kita lakukan simulasi sebulan, kenapa? Tentunya kita ingin melihat kondisi apakah persoalannya bisa selesai atau tidak. Artinya jangan sampai penyelesaian di Jalan Daan Mogot justru menimbulkan kemacetan di akses pengalihannya seperti di Jalan Lio Baru dan Bouroq,” imbuhnya.
Wahyudi juga memastikan bahwa permanen atau tidaknya pengalihan lalu lintas akan ditetapkan setelah ditemukan trik perjalanan yang tepat dan sesuai beban kendaraan dan pendukung lainnya.
“Hal yang mendasari rekayasa ini sebetulnya adalah adanya beban volume kendaraan yang cukup besar di Jalan Daan Mogot, sehingga kita coba urai,” pungkasnya.***