Sementara dua daerah yang berkategori zona hijau dengan prevalensi 10 sampai 20 persen adalah Kota Tangerang Selatan dan Kota Tangerang.
Tidak ada satu pun kabupaten atau kota di Provinsi Banten berstatus biru yakni dengan prevalensi di bawah 10 persen.
Total keseluruhan jumlah balita kerdil di Provinsi Banten mencapai 294.862 balita.
Kepala BKKBN Hasto Wardoyo potensi demografi di Banten dengan mayoritas penduduk berumur muda serta keberadaan perguruan tinggi yang terbilang besar jumlahnya, menjadi potensi besar yang bisa dimanfaatkan untuk menekan angka stunting dari hulu hingga hilir.
“Dengan melihat kondisi aktual yang terjadi saat ini, Pemerintah Provinsi Banten ditagih komitmennya di tahun 2024 agar tidak ada kabupaten dan kota di wilayah Banten yang berstatus zona merah”. Status merah diberikan untuk daerah yang memiliki prevalensi stunting di atas angka 30 persen,” ujar Hasto sosialisasi Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Angka Stunting Indonesia (RAN PASTI) di salah satu hotel di Kota Serang Senin 7 Maret 2022.
Baca Juga: Tekan Angka Stunting, RCJ Cinere Beri Bantuan Gizi Ibu Hamil dan Balita
Diketahui, angka stuntimg di Indonesia masih tergolong tinggi. Berdasakan data SSGBI 2021, prevalensi stunting saat ini masih berada pada angka 24,4 persen atau 5,33 juta balita.
Prevalensi stunting ini telah mengalami penurunan dari tahun-tahun sebelumnya. Akan tetapi, Presiden RI Joko Widodo menargetkan angka stunting turun menjadi 14 persen di tahun 2024.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan, untuk mencapai target 14 persen, maka setiap tahunnya perlu terjadi penurunan sekitar 3 persen.