Waduh, Kasus PMK Ditemukan di Kabupaten Serang, Begini Langkah Penangannya

- 24 Mei 2022, 11:00 WIB
Wakil Bupati Serang Pandji Tirtayasa didampingi Kepala Distan Zaldi Dhuhana saat memberikan sambutan dalam rapat koordinasi kewaspadaan dan pengendalian penyakit mulut dan kuku (PMK) di Kabupaten Serang di aula Tubagus Suwandi, Selasa 24 Mei 2022.
Wakil Bupati Serang Pandji Tirtayasa didampingi Kepala Distan Zaldi Dhuhana saat memberikan sambutan dalam rapat koordinasi kewaspadaan dan pengendalian penyakit mulut dan kuku (PMK) di Kabupaten Serang di aula Tubagus Suwandi, Selasa 24 Mei 2022. /Kabar Banten/Dindin Hasanudin

Wakil Bupati Serang Pandji Tirtayasa mengatakan adanya kasus PMK di Kabupaten Serang perlu dianggap serius karena berkaitan dengan dampak ekonomi.

Pandji mengatakan kasus PMK dahulu pernah ada di Indonesia, kemudian sekitar tahun 86 hilang. Sedangkan sekarang sudah muncul kembali di Jawa Timur kemudian menyebar ke Jabar dsn sebagian DKI dan sudah masuk ke Kabupaten Serang.

"Kalau kemarin masuk ke Banten Tangsel sekarang ke Kabupaten Serang," ujarnya.

Menurut dia virus PMK sangat akut dan cepat menyebar. Dirinya mengaku belum tahu penyebaran nya melalui droplet atau apa, namun begitu ditemukan kasus PMK serta Merta lingkungan akan terkena.

"Alasan mengapa masalah PMK serius sampai Kapolri perintahkan jajaran untuk tingkatkan kewaspadaan dan melaksanakan aktivitas tertentu untuk tangggulanginya.
Karena ada dampak ekonomi dan sosial, sisi ekonomi terjadi penurunan kemampuan ekonomi masyarakat. Karena ketika ternak kena PMK akan jadi penurunan kualitas, berat badan dan kematian," tuturnya.

Virus tersebut menyerang hewan berkaki belah, seperti kuda, sapi, kerbau dan kambing. Hal tersebut berdampak sosial karena dalam waktu dekat dihadapkan pada idul adha.

"Dimana tingkat konsumsi hewan kurban luar biasa tapi bagaimana agar kita bisa selektif terima hewan dari luar yang tidak berdampak pada penyebaran di wilayah kita," ucapnya.

Dalam rakor tersebut pihaknya berharap bisa menyusun strategi taktis yang bisa diaplikasikan di lapangan.

Beberapa langkah antisipasi yang bisa dilakukan diinternal yakni antara lain dengan membentuk bio security di kalangan peternak. Dibuat sanitasi agar lingkungan ternak bersih.

"Kemudian bisa dengan disinfektan penyemprotan seputar kandang, kemudian bisa juga isolasi, apabila ditemukan gejala mirip PMK harus diisolasi gejalanya itu demam, gejala fisik bisa kelihatan luka melepuh di mulut hidung itu gejala bisa dipastikan 90 persen PMK," katanya.

Halaman:

Editor: Yandri Adiyanda


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah