Dr Setan, Drama Teater Era Kolonial yang Sukses di Flores, Ditonton Penjajah Belanda, Sutradaranya Soekarno

- 24 Juli 2022, 21:29 WIB
Soekarno saat berpose menulis
Soekarno saat berpose menulis /Instagram @soekarno_hatta_1945/Tangkapan Layar

“Di samping tidak ada kerja, kesepian dan ketiadaan kawan, aku juga mengalami depresi yang hebat sekali. Pada hari-hari pertama itu, Flores adalah tempat penyiksaan. Aku memerlukan suatu pendorong, atau aku akan membunuh diriku sendiri,” kata Soekarno kepada Cindy Adams, wartawan Amerika yang menuliskan buku Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia.

Baca Juga: Peringati Hari Pahlawan, Danlanal Banten Kenang Perkataan Mendiang Soekarno 

Tak ingin mati berdiri, Soekarno memutuskan untuk menulis naskah sandiwara, ini untuk mengisi waktu luangnya yang tanpa batas.

Di Flores sana, Soekarno berhasil membuat 12 naskah sandiwara selama 4 tahun sejak 1934, dimana karya pertamanya berjudul Dr Setan, terinspirasi dari film Frankenstein.

“Karya pertamaku adalah Dr Setan, peran utama adalah seorang tokoh Boris Karloff Indonesia yang menghidupkan mayat dengan transplantasi hati,” ujar Soekarno.

Baca Juga: Diasingkan Belanda Empat Tahun di NTT, Begini Curhatan Soekarno Lewat Surat Kepada Sahabatnya  

Selesai membuat Dr Setan, Soekarno ingin agar naskah itu menjadi sebuah cerita drama di atas panggung sandiwara.

Karenanya, dia mendirikan perkumpulan Sandiwara Kelimutu, dimana nama itu ia ambil dari danau tiga warna di Flores.

“Aku mendirikan perkumpulan Sandiwara Kelimutu, aku jadi sutradaranya. Untuk setiap pertunjukan, dilakukan latihan malam hari selama dua minggu,” ujarnya.

Baca Juga: Kata-kata Motivasi Inspiratif dari Presiden Pertama Indonesia Soekarno, Bangkitkan Rasa Nasionalisme Pemuda 

Halaman:

Editor: Maksuni Husen

Sumber: Bung Karno: Penyambung Lidah Rakyat Indonesia


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah