KABAR BANTEN - Nelayan Lebak bagian selatan menjerit setelah kenaikan harga BBM.
Nelayan Lebak menyebut saat ini harga BBM tak sebanding dengan hasil tangkapan ikan.
Satrawi, nelayan asal Muara Binuanguen, Kecamatan Wanasalam, Kabupaten Lebak mengemukakan, saat ini para nelayan harus berpikir keras untuk mengatasi pemenuhan BBM akibat naiknya harga.
Bahkan, kata dia, para nelayan terancam mogok melaut.
“Bagaimana tidak, kenaikan signifikan harga BBM membuat mereka kewalahan untuk biaya operasional melaut,” ucapnya.
Baca Juga: Imbas Kenaikan Harga BBM, Harga Kebutuhan Pokok di Pandeglang Ikut Naik
Dia menyebutkan, dengan kenaikan harga BBM itu menjadikan pengeluaran dan pemasukan tidak sebanding karena biaya operasinal jadi membengkak.
“Pengeluaran dan pemasukan tidak sebanding, karena biaya operasional membengkak,” kata Satrawi.
Sebelum BBM naik, menurut Satrawi, biaya operasional menghabiskan Rp 1 juta.
Sedangkan pendapatan hasl tangkapan ikan tidaklah sebanding.
Baca Juga: Tolak Kenaikan Harga BBM, Wakil Ketua DPRD Kabupaten Serang Sebut BLT BBM Bukan Solusi
Apalagi sekarang setelah BBM dinaikan itu akan semakin membebani usaha para nelayan.
Dia berharap pmerintah dapat mengubah kebijakan menaikan harga BBM, karena berdampak langsung terhadap usaha para nelayan
Hal senada dikatakan Herman nelayan lainnya. Menurutnya, kenaikan harga BBM menjadi beban untuk para nelayan.
Baca Juga: Sikapi Kenaikan Harga BBM, 250 Buruh Kabupaten Serang Demo ke DPR RI
Selain itu dalam kondisi cuaca sedang memburuk melaut juga belum tentu mendapatkan ikan.
“Selaku nelayan, kami merasa sangat terbebani dengan kenaikan harga BBM itu, kami berharap pemerintah dapat segera menurunkan kembali harga BBM itu,” ucapnya.***