Baca Juga: Bantuan Keuangan Kabupaten Kota Tidak Merata, Berikut Besarannya
Dalam Inskripsi itu tersirat pesan kebaikan yang berbeda dengan fungsi alatnya, sebagai senjata pemantik perang.
Makna secara keseluruhan dari 3 inskripsi berbahasa Arab tersebut yakni membawa pesan tentang kebaikan yang bersandar kepada ajaran agama Islam.
Kehebatan Meriam Ki Amuk sebagai Senjata Pamungkas Kesultanan Banten yang mampu menjaga perbatasan wilayah kekuasaan Banten dan Keraton ini membuat para prajurit dan masyarakat Banten memiliki sebuah praduga.
Baca Juga: Pria Wajib Tahu, Inilah 5 Hal Yang Sering Diabaikan Pria Tapi Membuat Wanita Terpesona
Mereka beranggapan bahwa kekuatannya bukan hanya berasal dari fisik meriamnya saja, namun ditambah dengan kekuatan gaib yang berasal dari Para Wali dan Karuhun Banten, khususnya pengaruh besar dari kekuatan Sultan Maulana Hasanuddin.
Pasalnya, hanya dengan mendengar dentuman suaranya saja mampu membuat musuh ketakutan.
Ditambah lagi, kekuatan dahsyat ledakannya mampu menghancurkan target sasaran dan membuat pertahanan pasukan musuh porak-poranda.
Baca Juga: Bukan Sabang dan Merauke, Inilah Titik atau Daerah Paling Ujung Kepulauan Indonesia yang Sebenarnya
Kehebatan Meriam Ki Amuk dibuktikan ketika pasukan Banten melawan Armada Laut Portugis dan Pasukan Belanda yang akan mendarat di Pantai Banten pada abad ke-15 dan abad ke-18.