Network
SERANG, (KB).- Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten mulai menyusun skenario dalam rangka pemulihan ekonomi di masa pandemi Covid-19. Menurut Gubernur Banten Wahidin Halim (WH), pemulihan ekonomi berisiko terhadap pelanggaran dan peningkatan kasus Covid-19.
"Dua sisi yang sulit untuk pemulihan ekonomi. Antara pelonggaran dan pelanggaran. Pemulihan ekonomi berisiko pelanggaran dan peningkatan kasus Covid-19, sisi lain penanganan Covid19 tetap harus dijalankan" kata Gubernur, saat mengumpulkan kepala OPD di Pendopo Banten, KP3B, Kota Serang, Rabu (1/7/2020).
WH menginstruksikan kepada OPD terkait untuk melakukan analisa dan evaluasi harian, mingguan, hingga bulanan sebagai dasar untuk langkah antisipasi dan perencanaan ke depan.
Berdasarkan proyeksi Kementerian Keuangan, akibat Covid-19 perekonomian dunia bakal mengalami kontraksi. Proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia dalam kondisi minus persen (-5%) . Sementara, perekonomian Indonesia berpotensi hingga minus 1 persen (-1 %).
“Dan yang masih perlu dibanggakan jika perekonomian Provinsi Banten diproyeksikan masih mampu mengalami pertumbuhan positif,” kata WH.
WH mengklaim, penanganan Covid-19 di Banten semakin baik. Penularan pun semakin terbatas, dan tingkat kesembuhan juga tinggi.
"Oleh karena itu kita keluar dari 10 besar. Tapi kepada Gugus Tugas Covid-19 saya minta untuk konsisten terus. Gugus Tugas Covid-19 diaktifkan terus. Jangan berhenti. Jangan istirahat. PSBB tetap dilanjutkan karena pelonggaran identik dengan pelanggaran," ujarnya.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Banten Babar Suharso mengatakan, pasar tradisional kini sudah mulai ramai. Omset pedagang yang sempat turun hingga 50%, kini sudah naik lagi hingga 95%.
Pihaknya terus berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten/kota untuk pelaksanaan protokol kesehatan dan rapid test di pasar tradisional.
