"Bahkan ada yang kena kasus itu masih nol (imunisasinya), jadi sama sekali belum terimunisasi. Makanya kita kejar jangan sampai ada bolong-bolong lagi," ucapnya.
Istianah mengatakan, berdasarkan data hasil evaluasi trimester pertama triwulan kesatu Januari sampai Maret, target imunisasi dasar diharapkan bisa 25 persen.
Dalam setahun ditargetkan 98 persen sehingga dibagi empat jadi 25 persen.
"Ternyata kita belum mencapai 25 persen di trimester pertama triwulan satu. Jadi kita harus punya strategi untuk bisa mengejarnya salah satunya kita manfaatkan momen pekan imunisasi dunia ini," katanya.
Baca Juga: Inilah 3 Dampak yang Muncul Jika Anak tidak Mendapat Imunisasi
Ia mengatakan, ada banyak dampak yang bisa didapatkan bayi dan balita apabila imunisasi dasarnya tidak lengkap.
Diantaranya tidak punya kekebalan terhadap penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.
Seperti TBC, DPT (difteri, pertusis dan tetanus), HB untuk mencegah Hepatitis B, HIb untuk mencegah Pneumonia. Ada juga untuk mencegah campak rubella, polio.
"Kalau dia tidak diimunisasi atau imunisasi dasar tidak lengkap maka dia rentan terhadap penyakit tersebut. Padahal penyakit tersebut sangat berat dan berbahaya, bisa menyebabkan kecacatan atau kematian. Misal polio bisa lumpuh. Kalau lumpuh permanen seumur hidup, itu bisa dicegah dengan imunisasi," ucapnya.
Selain itu dengan imunisasi infeksi tidak gampang menyerang. Apabila sudah imunisasi dia punya kekebalan, ketika ada kuman dia tidak mudah tertular. Apabila sakit pun tidak akan berat.