Hindari Sekolah Jadi Klaster Baru, Belajar Tatap Muka Disarankan Ditunda

- 14 Agustus 2020, 06:45 WIB
ilustrasi murid SD belajar
ilustrasi murid SD belajar /

 

KABAR BANTEN - Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Banten menyarankan, pembelajaran tatap muka di sekolah baik yang menjadi kewenangan provinsi maupun kabupaten/kota untuk ditunda. Penundaan itu untuk menghindari sekolah menjadi klaster baru penularan Covid-19.

Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Banten Ati Pramudji H mengatakan, pihaknya telah melakukan rapat evaluasi tentang perkembangan Covid-19 di Provinsi Banten. Dalam pembahasan itu, dikaji tentang klaster baru dalam penularan Covid-19 yang salah satu adalah sekolah.

Perempuan yang juga Kepala Dinkes Banten ini menyarankan agar pembelajaran tatap muka ditunda. Beberapa contoh kasus di kabupaten/kota yang memperlakukan tatap muka, tetap menutup kembali sekolah jika ditemukan kasus positif.

"Beberapa contoh kabupaten/kota yang memberlakukan tatap muka lalu ada kasus positif, itu ditutup kembali," katanya kepada wartawan, Kamis 13 Agustus 2020.

Baca Juga : Juknis Pembelajaran di Masa Pandemi Covid-19 Disiapkan, Belajar Tatap Muka Tunggu Izin Gugus Tugas

Untuk menghindari penularan Covid-19 pembelajaran sebaiknya memaksimalkan pembelajaran dari rumah.

"Kami dari gugus tugas di tingkat provinsi menyaranakan itu tidak dulu atau ditunda untuk pembelajaran tatap muka," ucapnya.

Adapun masalah keterbatasan jaringan, menurutnya hal itu bisa dicarikan solusi. "Meskipun dengan keterbatasan jaringan internet itukan bisa dicari solusinya," ujarnya.

Meski disarankan ditunda, namun Pemerintah Kota (Pemkot) Serang memastikan sekolah tatap muka akan dilaksanakan, Selasa 18 Agustus 2020. Hal itu sesuai dengan SKB tiga menteri yang memperbolehkan zona kuning menggelar sekolah tatap muka.

Wali Kota Serang Syafrudin mengatakan, pihaknya akan menggelar simulasi, Jumat 14 Agustus 2020. Hasilnya nanti akan disebar ke semua sekolah di Kota Serang.

"Jadi simulasi itu Jumat 14 Agustus 2020. Nanti dari simulasi akan disebar ke masing-masing sekolah. Kemudian, akan diterapkan pada tanggal 18 Agustus 2020," kata Syafrudin usai menggelar rapat Forkopimda di Diskominfo Kota Serang, Kamis 13 Agustus 2020.

Baca Juga : HUT ke-13, Ini Deretan Capaian Kota Serang yang Dibanggakan Wali Kota

Meskipun akhir-akhir ini ada kenaikan kasus Covid-19 di Kota Serang, kata dia, namun kasus itu bukan berasal dari Kota Serang. Akan tetapi, berasal dari luar Kota Serang. Sehingga, tidak mempengaruhi rencana sekolah tatap muka.

"Kenapa dalam minggu ini naik. Ini naiknya bukan tertular dari dalam kota, tetapi masyarakat kita yang keluar kota pulang lagi ke sini membawa penyakit," ucapnya.

Untuk pengawasannya, ujar dia, secara teknis akan diatur oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kota Serang. Dalam prosesnya, jika dalam satu minggu ada guru atau siswa yang panas, akan segera dibawa ke rumah sakit (RS) untuk kontrol.

"Mudah-mudahan kami mohon doanya setelah masuk tatap muka ini bisa memutus mata rantai Covid-19, jadi tidak menyerang anak-anak sekolah," tuturnya.

Kepala Dindikbud Kota Serang Wasis Dewanto mengatakan, akan dilakukan simulasi dan rapid test terhadap guru sebelum sekolah dimulai.

"Rapid test akan dilaksanakan terutama guru pada hari Jumat, Sabtu, Ahad. Kita bekerja sama dengan Dinkes, hanya berapa kapasitas yang bisa di-rapid test kita lihat saja nanti, kalau jumlah guru (SD/SMP) dan swasta kurang lebih ada 7.400," katanya.

Baca Juga : KBM Daring di Kota Serang Diperpanjang

Ia menuturkan, skema yang digunakan dalam sekolah tatap muka yaitu sistem shift. Setiap kelas hanya boleh melaksanakan pembelajaran maksimal 18 siswa dengan dibagi dua shift. Satu shift berdurasi satu jam, setelah shift pertama selesai akan dilanjutkan dengan shift kedua.

"Maksimal 18 siswa, kemudian pergantian antar siswa satu jam shiftnya, dengan durasi satu jam pergantian kelompok itu. Mudah-mudahan kelompok pertama dan kedua tidak bertemu di sekolah," ujarnya.

Ia juga berharap ada peran orangtua dalam prosesnya, terutama saat berangkat dan pulang siswa agar tidak transit dimana-mana. Selain itu, jika orangtua tidak setuju dengan sistem pembelajaran tatap muka, maka akan tetap menggunakan pembelajaran daring.

"Peran orangtua juga penting, mohon dukungan semua, misalnya ke sekolah seperti apa," ucapnya.***

Editor: Kasiridho


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x