Dimana program tersebut sudah dua tahun berjalan mengelola usaha kopi mentah, keripik, pertanian dan kambing etawa.
"Di Desa Pasir Eurih itu terdapat 10 TKM dan per TKM itu sebanyak 16 orang, sehingga total 160 orang yang mengelola usaha berbasis lokal dan dipastikan dapat mengurangi pengangguran serta kemiskinan," kata Maman.
Menurut dia, kegiatan rembuk lokal tersebut merupakan program kolaborasi lintas sektor dan melibatkan semua stakeholder, baik pemerintah pusat, pemerintah daerah, pemerintah desa, swasta, perguruan tinggi, LSM, dan kelompok-kelompok masyarakat.
Dengan demikian, pihaknya melibatkan enam instansi pemerintah daerah untuk menggandeng pengelolaan usaha masyarakat adat kasepuhan.
Baca Juga: Kurangi Pengangguran, Baznas Banten Latih Belasan Mustahil Zakat Keterampilan Mekanik Mobil
Di antaranya Disperindag, Dinas Koperasi dan UKM, Dinas Peternakan, Dinas Pertanian, Dinas Kesehatan, Dinas Ketahanan Pangan dan Dinas Pariwisata.
Bagaimana pelaku usaha itu dapat difasilitasi pemasaran, promosi hingga permodalan juga bagaimana kualitas produk berbasis lokal itu dengan kualitas kemasan serta perizinan hingga sertifikasi halal dan memiliki barcode, sehingga diterima di pasar supermarket.
"Semua instansi itu memiliki pembinaan masing-masing agar bersinergi ,sehingga bisa mengatasi pengangguran dan dapat menuntaskan target kemiskinan ekstrem 0 persen tahun 2024,sebab nantinya dapat melahirkan TKM-TKM baru," katanya.
Ketua Komunitas Kasepuhan Adat Pasir Eurih Kabupaten Lebak Maman Sahroni mengatakan masyarakat di sini memproduksi kopi bubuk merk "Kompak" guna menciptakan kemandirian ekonomi dan membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat di daerah itu.
Usaha produksi kopi di Kasepuhan Pasir Eurih cukup potensial menumbuhkan perekonomian masyarakat, karena di dukung bahan baku di daerah itu yang melimpah.