Namun pada kala itu, di samping Stasiun Serang, ada sejumlah pedagang yang sering berjualan mulai pukul 06.00 WIB hingga pukul 10.00 WIB.
Pedagang tersebut berasal dari luar Serang, yakni dari Cikeusal dan Rangkasbitung.
Mereka sengaja datang ke Serang untuk berjualan menggunakan kereta api pukul 06.00 WIB untuk berjualan .
Kemudian pada pukul 10.00 WIB, mereka berkemas kembali ke Cikeusal dan Rangkasbitung menggunakan kereta api.
Lambat laun tempat tersebut semakin ramai dan jadilah pasar, kala itu para pedagang Cikeusal dan Rangkasbitung dikenal sebagai pedagang ulak alik yang artinya sering bolak balik.***