Pada suatu ketika sang raja berniat untuk melakukan pertapaan, karena usianya yang sudah semakin menua dan kedua anaknya sudah memasuki usia yang tepat untuk memangku jabatan sebagai raja atau menggantikan posisinya.
Sebelum melakukan Tapa Brata tersebut sang raja pun mencoba berbicara kepada kedua anaknya terlebih dahulu yaitu mengenai rencananya untuk bertapa dan juga meninggalkan tahta kerajaan.
Ia bermaksud untuk membagi kedua wilayah kekuasaannya menjadi dua bagian agar masing-masing anaknya memiliki daerahnya tersendiri.
Pembagian wilayah ini juga bertujuan agar kedua anaknya tidak merasa iri satu sama lain mengenai daerahnya.
Raden Tapa Baruna akan mendapatkan jatah kekuasaan di daerah barat, sementara Raden Sundana akan mendapatkan wilayah di bagian timur.
Pembagian ini juga berujung kepada kesepakatan yang disetujui oleh kedua anaknya.
Dengan diterimanya keputusan ini sang raja pun merasa tenang dan akhirnya pergi untuk melakukan Tapa Brata.