Harga Beras di Banten Naik, Pemprov: Kondisi Masih Terkendali

- 6 September 2023, 06:58 WIB
Pj Sekda Banten Virgojanti menyatakan kondisi kenaikan beras di Banten masih terkendali.
Pj Sekda Banten Virgojanti menyatakan kondisi kenaikan beras di Banten masih terkendali. /[email protected]

KABAR BANTEN - Harga beras di sejumlah pasar tradisional di Banten mengalami kenaikan. Di Lebak, yakni kenaikan harga beras medium senilai Rp 200 per kilogram dalam beberapa hari terakhir.

Secara terinci untuk harga beras untuk KW I jenis medium semula Rp 11.600 kini menjadi Rp 11.800/kilogram, beras KW II jenis medium dari Rp 10.700 menjadi Rp 10.900/kilogram dan beras KW III jenis medium semula Rp 9.700 menjadi Rp 9.900/kilogram.

Selain di Lebak, harga beras di sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Serang masih tinggi.
Berdasarkan pantauan di Pasar Baros dan Petir harga beras sudah naik menjadi Rp 13.000 per kilogram untuk kualitas nomor satu dari awalnya Rp 10.500 per kilogram.

Baca Juga: Harga Beras di Sejumlah Pasar Tradisional di Lebak Merangkak Naik, Disperindag: Stok Aman

Pj Sekda Banten Virgojanti mengatakan kenaikan harga beras di Banten masih terkendali, namun tetap menjadi perhatian serius.

"Kenaikan komoditi beras di Provinsi Banten masih terkendali dan di bawah rata-rata nasional. Sehingga penanganannya bisa dilakukan salah satunya dengan Gerakan Pangan Murah (GPM) dengan 92 titik sasaran," ungkap Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah Provinsi Banten Virgojanti usai mengikuti Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Inflasi yang dipimpin Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia M Tito Karnavian secara virtual di Pendopo Gubernur Banten, KP3B Curug, Kota Serang, Senin 4 September 2023.

“Kita minta seluruh OPD terkait bersama stakeholder untuk segera melakukan intervensi secara serius, karena ini merupakan barang kebutuhan pokok setiap orang, berbeda dengan komoditi lainnya,” kata Virgojanti dikutip laman bantenprov.go.id.

Baca Juga: Harga Beras Melambung, Stok Beras di Kabupaten Serang Masih Aman, Begini Kata Bulog

Virgojanti menyampaikan berbagai strategi sudah dipetakan untuk mengatasi kenaikan harga beras di pasaran. Strategi itu, kata dia, dilakukan dari mulai tingkat produksi, pasokan atau ketersediaan sampai tingkat distribusi.

“Untuk bulan Agustus-Oktober 2023 ini kita akan ada panen seluas 113.419 ha dengan produksi 601.577 ton GKG dan menghasilkan beras sekitar 300.000 ton beras,” ucapnya.

Artinya, kata Virgovanji, secara neraca kondisi beras di Provinsi Banten sudah aman. Selain itu, kata Virgojanti, Pemprov Banten akan mengoptimalkan peran BUMD PT Agrobisnis Banten Mandiri (ABM) untuk mengambil peran penuh sebagai offtaker agar cadangan padi atau beras kita tetap tercukupi.

“Kemudian juga kita akan menggiatkan gerakan pasar murah, pengecekan stok di suplayer, keterjangkauan harga pupuk dan bibit padi sampai memastikan harga jual beras di pasaran tradisional dan modern terjangkau di bawah HET,” katanya.

Baca Juga: Harga Beras di Pasar Tradisional Melonjak, Pedagang Ungkap Dugaan Penyebabnya

Direktur Utama PT ABM Saeful Wijaya mengungkapkan, Gerakan Pangan Murah (GPM) yang dilakukannya sepanjang tahun 2023 ini sudah melakukan operasi pasar murah sebanyak 57 kali.

“Atas arahan dari Bapak Pj Gubernur dan Ibu Pj Sekda, kita akan memasifkan GPM itu, utamanya pada komoditi beras agar harganya kembali normal,” ucapnya. 

Sedangkan Kepala Dinas Pertanian (Distan) Provinsi Banten Agus M Tauchid menambahkan, neraca kebutuhan beras Provinsi Banten pada bulan Agustus-Oktober 2023 ini mencapai 380.377 ton beras. Artinya jika melihat data di atas masih ada surplus.

“Jangan dibayangkan el Nino itu semua kering dan tidak ada aktivitas. Di Banten justru masih memiliki sumber irigasi pedesaan di luar irigasi teknis dan itu yang bisa kita optimalkan,” kata Agus Tauchid.***

Editor: Maksuni Husen

Sumber: bantenprov.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah