Sejarah 'Jalur Maut' Kereta Api Saketi Bayah, Ada Jembatan Tua nan Kokoh Saksi Bisu Kejinya Penjajah Jepang

- 26 September 2023, 18:45 WIB
Puing jembatan bekas lintasan rel Kereta Api Saketi Bayah di Cihara, Kabupaten Lebak Banten/tangkapan layar YouTube/channel Botol Kecap Cikotok
Puing jembatan bekas lintasan rel Kereta Api Saketi Bayah di Cihara, Kabupaten Lebak Banten/tangkapan layar YouTube/channel Botol Kecap Cikotok /

Baca Juga: Rumah Heritage Eks Kolonial Belanda di Cimarga Lebak Banten, Saksi Harum 'Penghasil Kelapa Hibrida'

Diperkirakan kandungan batubara tersebut memiliki ketebalan hingga 80 cm dan potensinya mencapai 20 - 30 juta ton.

Namun sampai tahun 1940 an, temuan tersebut tidak kunjung dieksplorasi oleh Kolonial Belanda.

Puing jembatan bekas lintasan rel Kereta Api Saketi Bayah/tangkapan layar YouTube/channel Botol Kecap Cikotok
Puing jembatan bekas lintasan rel Kereta Api Saketi Bayah/tangkapan layar YouTube/channel Botol Kecap Cikotok

Pada tahun 1942 penjajah Jepang datang ke Indonesia dan tertarik untuk mengeksplorasi hasil tambang batubara tersebut.

Demi kelancaran dan memudahkan akses eksplorasi tambang batubara, penjajah Jepang berencana membangun jalur kereta api dari Saketi di Pandeglang ke Bayah.

Pada Januari 1943, pembangunan jalur kereta api dimulai dan mesti diawali dengan membuka area lahan.

Area lahan tersebut semula masih berupa hutan, persawahan, kebun dan berupa alang-alang tinggi.

Setelah area lahan disiapkan, kemudian memasang balas, bantalan serta memasang rel kereta.

Halaman:

Editor: Kasiridho

Sumber: YouTube Botol Kecap Cikotok


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah