Disinggung alasan tak mau jualan di Tiktok Shop atau online shop lainnya, Hendra mengaku tidak semudah yang diucapkan.
Sebab barang yang dijual olehnya berasal dari Tanah Abang, sementara orang di Tanah Abang berjualan online.
"Saya jual modal Rp100 ribu, sampai disini enggak Rp100 ribu tapi ada biaya ongkos taro per potong Rp5 ribu jadi kita jual Rp105 ribu. Belum lagi ada biaya sewa toko, listrik, karyawan otomatis dibebankan ke bareng, kalau ditambah lagi Rp5 ribu per potong maka jadi Rp110 ribu. Sementara pedagang online bisa jual Rp95 ribu. "Gak bisa kita melawan bahkan dia dibawah modal kita bisa jual," katanya.
Ia berharap kondisi jual beli bisa kembali seperti semula sehingga Tiktok Shop, sistem belanja COD dan aplikasi online shop lainnya ditutup.
"Kalau dulu dihebohkan uang goib sekareng jangan jadi pasar goib sih, gak tahu tempat belanjanya. Main HP aja, manusia dibuat jadi pemalas. Gak gerak gimana gak kolestrol," ucapnya .
Hendra mengatakan apa yang dilakukan oleh dirinya semua demi anak anaknya empat orang. ***