Kisah Sejarah di Balik Kokohnya Tiang Gedung Pendopo Bupati Serang Banten, Saksi Kekuasaan Kolonial Belanda

- 14 Oktober 2023, 13:12 WIB
Kisah Sejarah di Balik Kokohnya Tiang Gedung Pendopo Bupati Serang Banten, Saksi Kekuasaan Kolonial Belanda
Kisah Sejarah di Balik Kokohnya Tiang Gedung Pendopo Bupati Serang Banten, Saksi Kekuasaan Kolonial Belanda /Pemerintah Kabupaten Serang /

Denah bangunan ini berbentuk empat persegi  panjang dengan pondasi yang masif atau padat   dan kokoh.

Ditopang oleh 32 pilar bergaya tuskan  berwarna putih. Pada awalnya bangunan ini terdiri dari   bangunan utama, ruang rapat, ruang tinggal, dapur, rumah pembantu, beranda depan, ruang makan, ruang   penginapan, dan kandang kuda. Dan secara umum  kondisi bangunan ini masih sangat baik.

Dibalik semua bangunan ini tentu mempunyai  history sejarah pada zaman kolonial.

Di tahun 1596 merupakan awal kedatangan  Armada Belanda di Banten. Mereka bertujuan   untuk mengambil dan membeli rempah-rempah,  karena terdorong untuk mendapatkan keuntungan   yang sebesar-besarnya serta adanya persaingan  dagang dengan Spanyol dan Portugis, maka pada   tahun 1603 mereka mendirikan kantor dagang  di Banten.

Tujuan pendirian Loji dagang ini   adalah untuk memonopoli perdagangan  di Banten. Sikap tegas Sultan Banten   yang memaksa kantor tersebut akhirnya  dipindahkan ke Jayakarta pada tahun 1611.

Pada tanggal 5 Januari 1808, Daendels  sebagai Gubernur Jenderal Hindia   Belanda yang pertama, mengeluarkan surat  keputusan bahwa Jayakarta menjadi pusat   pemerintahan dengan nama Batavia.

Keputusan  tersebut membuat sistem pemerintahan yang   berbeda dari sebelumnya, dan melahirkan  kebijakan-kebijakan baru.

Salah satunya   adalah Daendels melakukan birokrasi  di kalangan pemerintahan tradisional,   dengan menjadikan para sultan dan para  bupati sebagai pegawai pemerintahan.

Sultan Banten pada saat itu yakni  Sultan Abu Nasser Muhammad Ishak   Zainul Muttaqin tidak mengakui kekuasaan  Daendels.

Puncak ketegangan antara Sultan   Banten dan Daendels terjadi  pada tanggal 21 November 1808,  ketika seorang utusan Daendels yang dikirim  ke Keraton Surosowan dibunuh di depan gerbang   Keraton.

Halaman:

Editor: Maksuni Husen

Sumber: Youtube rin ndakece


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah