Harga Beras Meroket, Ukuran 25 Kilogram Sentuh Rp400.000

- 6 Februari 2024, 16:00 WIB
Beberapa pekerja usai menata beras karungan di salah satu toko di Pasar Induk Rau Kota Serang.
Beberapa pekerja usai menata beras karungan di salah satu toko di Pasar Induk Rau Kota Serang. /Kabar Banten/Rizki Putri

KABAR BANTEN - Harga beras di Pasar Induk Rau (PIR) Kota Serang kembali mengalami kenaikan, kali ini cukup tinggi dibandingkan sebelumnya.

Bahkan, kini harga beras sudah mencapai sekitar Rp400.000 per karung ukuran 25 kilogram dengan kualitas premium biasa, dari yang sebelumnya sebesar Rp355.000 hingga Rp375.000.

Seorang pedagang beras di Pasar Induk Rau Rohman mengaku terkejut ketika pasokan beras datang dengan harga yang naik cukup tinggi.

Baca Juga: Merangkak Naik, Harga Beras di Pasar Induk Rau Kota Serang Tembus Rp15.500 Per Kg

Sebab, kenaikan harga tersebut hanya hitungan hari, dengan harga yang tinggi, yakni mulai dari Rp25.000 hingga Rp30.000 perkarungnya.

"Ya, kaget. Soalnya cuma beberapa hari saja, harga beras sudah naik tinggi, malah sampai Rp25.000 perkarung untuk kualitas premium biasa. Jelas ini bikin kami mengeluh, karena mahal, dan naiknya drastis," katanya, Senin 5 Februari 2024.

Bahkan, jika dijual secara eceran atau per kilogram, harga beras jenis premium biasa bisa mencapai sekitar Rp16.000 leih per kilogramnya.

Sebab, saat ini harga jual per karung beras ukuran 25 kilogram sudah mencapi Rp400.000, jauh dibandingkan sebelumnya yang hanya sebesar Rp365.000 sampai Rp375.000.

"Malah sebelumnya harga beras premium biasanya dijual Rp330 ribu. Kalau sekarang, untuk harga beras yang bagus sudah mencapai Rp400 ribu satu karung. Kami juga jadi susah jualannya, karena makin mahal," ujarnya.

Sedangkan, kata dia, untuk harga beras kualitas medium dijual dengan harga Rp350.000 perkarungnya, ukuran 25 kilogram.

Padahal sebelumnya dijual dengan harga Rp320.000 sampai Rp325.000 perkarungnya.

"Memang ada beberapa jenis beras. Ada juga beras biasa (Medium) satu karung Rp350 ribu, barangnya kurang bagus," tuturnya.

Sejak awal tahun, dia mengaku, kenaikan harga beras sudah terjadi sebanyak tiga kali dengan kenaikan yang cukup drastis.

Bahkan, kemungkinan di atas dari harga eceran tertinggi (HET), karena biasanya pembeli akan menjual kembali ke masyarakat.

"Kalau naik yang ini sudah seminggu, tapi dari awal tahun itu naik terus harganya. Kami juga enggak tau ini naiknya kenapa," ucapnya.

Kenaikan harga beras juga dikeluhkan oleh seorang ibu rumah tangga warga Kecamatan Serang, Wahyuni yang mengaku uang belanjanya terus berkurang.

Padahal, setiap bulannya sang suami memberikan sesuai kebutuhan, namun sejak harga beras dan sejumlah bahan pokok naik menjadi menipis.

"Kemarin tomat naik, telur naik, cabai naik, sekarang beras naik lagi, tapi uang belanja masih sama. Sekarang dikasih suami buat sebulan enggak cukup buat apa-apa, jadi serba mahal, apalagi beras enggak pernah turun," ujarnya.

Dia pun memiliki dugaan jika kenaikan beras pengaruh dari adanya Pemilihan Umum (Pemilu) dan kisruh soal bantuan sosial (Bansos) serta bantuan pangan.

Baca Juga: Soal Kenaikan Harga Beras, Bulog Diminta Banjiri Pasar dan Ritel

"Bisa jadi dampak dari itu juga. Pemerintah ngambil stok beras buat bansos, terus stok di pasar jadi berkurang, dan naik harganya karena permintaan banyak," tuturnya.

Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah Perindustrian dan Perdagangan (DinkopUKMPerindag) Kota Serang Wahyu Nurjamil mengatakan, pihaknya akan berkoordinasi dengan Penjabat (Pj) Wali Kota Serang dan Bulog Serang untuk segera mencari solusi.

"Termasuk nanti, kami juga akan segera melalukan operasi pasar dengan benar-benar tepat sasaran. Solusi ini tentu pasti akan segera kami cari dan mudah-mudahan bisa segera teratasi," ucapnya. ***

 

Editor: Yandri Adiyanda


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah