Sejarah Bendung Lama Pamarayan Serang Peninggalan Terbesar Kolonial Belanda di Banten Kini Jadi Cagar Budaya

- 6 Februari 2024, 16:15 WIB
Bukan Bendungan Sindangheula, inilah Bendungan Pamarayan yang memiliki dua pintu air berjarak kira-kira 500 meter.
Bukan Bendungan Sindangheula, inilah Bendungan Pamarayan yang memiliki dua pintu air berjarak kira-kira 500 meter. /kebudayaan.kemendikbud.go.id

Hal menarik adalah bentuk desainnya yang dibuat ala gaya Eropa abad pertengahan.

Bangunan pintu air di sana dibuat serupa dengan kuil di Athena, Yunani, dengan bentangan yang membelah sungai dan diapit oleh menara.

Secara prinsip, bendungan ini memiliki kerja menampung air melalui an opening within flinking column and entablature atau sebuah bukaan yang diapit kolom ber-entablature.

Untuk atapnya memiliki bentuk yang asimetris dengan bentangan salib, dan tiga menara melingkar.

Puncak atap menara sebelah barat berbentuk datar, bertakik pada setiap sudutnya.

Sedangkan puncak atap menara sebelah timur berbentuk seperti mahkota. Kedua menara ini terletak pada sayap bangunan dan menyatu dengan bangunan pintu.

Struktur konstruksinya yang cukup besar dan rumit membuat biaya konstruksinya sangat mahal pada masa itu.

Dari berbagai sumber, dikatakan bahwa proyek ini menghabiskan anggaran sebesar 5 juta Gulden atau jika dirupiahkan mencapai triliunan rupiah, dengan 300 ribu pekerja yang berasal dari Jawa Barat dan Jawa Tengah.

Mahalnya bendungan ini membuat sistem kerja dibuat ketat. Jika terdapat pekerja yang susah diatur maka akan langsung dijebloskan ke dalam penjara yang ada di dalam bangunan beton bendungan.

Selain untuk infrastruktur, alasan pembangunan bendungan ini adalah untuk meredam emosi para petani di Serang.

Halaman:

Editor: Maksuni Husen

Sumber: Youtube rin ndakece


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah